Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dahsyatnya Kaki Lima

21 Januari 2011   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kenapa anda takut berbisnis? barangkali pertanyaan tersebut pernah terlontar dari teman-teman yang menawarkan ikut dalam berbisnis. Ada banyak jawaban yang keluar diantaranya. Ketakutan gagal, belum mempunyai kemampuan untuk berbisnis dan saya orangnya tidak berbakat, tidak seperti orang minang dan juga bugis/ makassar.

Rasulullah dalam sebuah hadist menyampaikan bahwa sembilan dari pintu rizki adalah perdagangan. Sering memulai bisnis kebanyakan mentok di modal. Sebenarnya tidak, sering memulai bisnis dari persepsi dan ide.

Persepsi adalah cara pandang kita terhadap sesuatu. Seperti ketika membeli sayuran di tukang sayur keliling. Persepsi pembeli adalah sayuran ini bagus dan masih segar dengan harga sekian dan itu mesti di dapat dari menawar kepada pedagang. Sedangkan pedagang berpesepsi jika pembeli ini tertarik dan dijual dengan harga sekian maka saya mendapatkan keuntungan sekian rupiah, kemudian menawarkan kembali dagangan yang lain. Berbeda lagi dengan penanam sayur dimana ia melihat bagusnya tumbuh sayuran akan membuat panen lebih banyak dan uangpun akan masuk kekantong.

Bisnis kaki lima adalah bisnis yang menarik sekaligus dahsyat. Pembelajaran bagaimana menawarkan, menjajakan, bertahan dan juga melakukan analisa pasar. Dalam beberapa majalah tentang bisnis banyak mengupas bisnis kaki lima yang hanya membutuhkan modal sedikit. Dari pengalaman saya berbisnis kaki lima, ada yang tidak usah memiliki modal besar berbentuk uang. Hanya membutuhkan keberanian untuk menawarkan kepada konsumen dan siapapun orangnya.

Beberapa hal utama pembelajaran dari pedagang kaki lima:

1. Keberanian. Inilah kaki pertama, bagaimana berani untuk melanggar pakem-pakem bisnis yang telah mapan. Menawarkan barang dangangan. Berani bermain dengan aturan, dimana tidak boleh berdagang maka ia mampu berdagang. Untuk memulai usaha di kaki lima adalah keberanian untuk mencoba, selama ini kita hanya menjadi konsumen dan memulailah menjadi distributor

2. Keuletan. Bertahan dengan perputaran usaha yang terkadang surut dan terkadang naik. Berbisnis kaki lima membutuhkan keuletan. Ketika cuaca tidak mendukung maka mesti cepat untuk menyelamatkan barang dagangan. Inilah pembelajaran ketika saya berdagang kaki lima dan sekarang masih sekali-kali menjadi pebisnis kaki lima, yakni menjual Rendang Telor "SEHAT-I" dan kerupuk kamang di Universitas Indonesia atau Istora Senayan dengan tema "Sepeda untuk Bisnis"

3. Kejelian. Berdagang kaki lima mesti melihat peluang demi peluang. Banyak ragam usaha berada dalam pasar atau di tempat keramaian. Lihat peluang usaha yang sedang naik daun, atau sedikit pesaing.

4. Kebersamaan. Perjuangan berbisnis di kaki lima membutuhkan kebersamaan antara pedagang. Lawan utama pedagang kaki lima adalah tramtib, keamanan dan juga premanisme. Dibutuhkan rasa senasib dan sepenanggungan untuk tetap bisa berbisnis.

5.Kekuatan. Inilah pilar terakhir ketika mencoba bisnis di kaki lima. Mesti mempunyai kekuatan pemikiran untuk mengembangkan usaha, kekuatan emosi untuk bertahan dan kekuatan otot jika suatu saat diperlukan dalam hal-hal tertentu.

Bagi yang akan memulai sebuah bisnis besar, ada banyak pembelajaran terbaik ketika mencoba berbisnis di kaki lima. Dengan tidak menafikan bahwa berbisnis online itu tetap memiliki kurikulum untuk pengusaha. Temukan saya hari minggu esok menjadi pebisnis kaki lima di Universitas Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun