Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mendongkrak Nilai Tukar Petani Singkong

9 Agustus 2016   15:28 Diperbarui: 9 Agustus 2016   15:35 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkenalan dengan Bapak Darmanto, saat pertama berkunjung ke Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor. Beliau adalah orang yang mengalami pasang naik dan surut pengelolaan usaha produktif Pesantren. Saat ini beliau mengelola peternakan sapi etawa milik pesantren. Dari perbincangan yang intens semenjak penulis tinggal di kawasan Pesantren. Ada beberapa hal yang mesti menjadi titik perhatian dalam penguatan ekonomi petani. 

Bila nilai tukar petani tidak diperbaiki dan berkalanjutan. Dampak jangka panjang adalah hilangnya generasi petani di desa. Kemudian akan terus berlangsung urbanisasi ke kota. Hal ini terbukti sulitnya mencari tenaga terampil untuk mengelola lahan pesantren. Apakah persoalan ini mesti dibiarkan tetap berlanjut? tentu jawabnnya adalah tidak.

Beberapa pendekatan yang mulai diinisiasi baik pada level kebijakan, kajian akademik, maupun aplikasi dan contoh telah mulai membuahkan hasil. Namun kendala utama untuk meningkatkan nilai tukar petani singkong diantaranya:

  1. Ketersediaan lahan garapan. Pada kasus kawasan Gunung Leutik Desa Benteng Kec. Ciampea. Lahan-lahan yang luas telah dimiliki oleh beberapa orang. Hal ini perlu keterlibatan pemerintah untuk mengupayakan kesetersediaan lahan bagi petani. Untuk lahan garapan masyarakat sekitar Gunung Leutik, pihak pondok pesantren pertanian darul falah membantu petani singkong dengan skema bagi hasil dari lahan produktif pesantren.
  2. Keterampilan pola tanam dan perawatan. Dari proses bertanam dan perawatan terlihat bahwa pola tanam dan perawatan masih menggunakan pendekatan tanpa menghitung nilai usaha. Dari diskusi beliau dan beberapa masyarakat sekitar hasil singkong perbatang paling tinggi adalah 10kg perbatang. Sedangkan untuk keterampilan tumpang sari juga tidak dimiliki petani.
  3. Pendampingan tak berkelanjutan. Hal ini mengakibakatkan terputusnya komunikasi antara penyuluh dengan petani. Termasuk tidak bergabungnya petani dalam kelompok usaha bersama tematik tanaman singkong.
  4. Manajemen usaha seadanya. Menelisik dari pengakuan pak darwanto dari usaha berkebun singkong. Beliau menjadikan kebun singkong sebagai tambahan pendapatan disamping mengembala kambing etawa milik pesantren. Dalam proses menunggu panen, beliau hanya sekali melakukan penyiangan.

Hal ini mengakibatkan petani singkong mesti mengalami penurunan nilai tukar. Untuk meningkatkan Nilai Tukar Petani Singkong, saat ini beberapa pendekatan yang dilakukan Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah adalah:

  1. Membuat contoh penanaman singkong dengan sistem lubang. Areal yang menjadi percontohan adalah bagian depan tanah pondok pesantren. Dan beberapa lokasi di bagian belakang pesantren. Manfaat sistem lubang adalah memberikan ruang gerak bagi pertumbuhan akar dan umbi singkong. Setelah lubang dibuat berukuran 100 lebar, 100 panjang dan kedalaman 50 cm. Kemudian dimasukkan gulma-gulma dan diberikan Pupuk Organik Majemuk Lengkap. Dari pengalaman sebelumnya di beberapa tempat di Sumatera Barat, hasil pola ini berkisar 100 - 150 kg perlubang.
  2. Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap dan Pengendali Hama Organik. Pelatihan ini berguna untuk petani guna mengurangi ketergantungan untuk membeli pupuk buatan pabrik. Bahan utama pembuatan Pupuk Organik Majemuk lengkap adalah kotoran hewan, seperti sapi, kambing/domba, ayam. Kemudian abu pembakaran sekam atau limbah perabot. Selanjutnya adalah Bekatul adau dedak halus. Proses pembuatan selama 50 jam dengan menggunakan bakteri pengurai Bioteknologi NT 45. Komponen kotoran hewan disediakan oleh peternakan pesantren. Dimana saat ini pesantren mengelola 13 ekor sapi perah dan 13 ekor kambing etawa. Keterampilan membuat POML dan pengendali hama organik adalah bagian dari peningkatan nilai tukar petani singkong.
  3. Penanaman tumpang sari. Diantaranya adalah dengan cabe keriting dan cabe rawit. Penggunaan POML untuk tanaman singkong bermanfaat dalam proses perbaikan kualitas humus tanah. Sedangkan Pengendali Hama Organik untuk mengurangi hama predator tanaman dan memperbaiki ekologi tanah yang telah kurus akibat penggunaan pertisida dan herbisida.
  4. Sedangkan untuk tahapan manajemen usaha dalam proses pembentukan Kelompok Usaha Bersama Pengolahan Limbah.

Kegiatan ini bagin dari program DAFA Agro Edu Tourism dari Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah. Saat ini sedang penjajakan kerjasama pengembangan pertanian organik, terutama tanaman singkong untuk skala kota dan kabupaten bogor dengan Majlis Zikir Riadatul Anam dan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama Kota Bogor.

Dalam pembicaraan awal disepakati untuk mengadakan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap, Pengendali Hama Organik dan beberapa pola tanam. Target peserta berjumlah 30 orang peserta. Kegiatan ini bagian dari upaya meningkatkan Nilai Tukar Petani Kota dan Kabupaten Bogor. 

Tugas peserta setelah mendapatkan pelatihan adalah membentuk Kelompok Usaha Bersama sesuai dengan keterampilan budidaya tanaman yang dikuasai. Dari pelatihan dan pendirian KUBE, diharapkan peningkatan nilai tukar petani berupa:

  1. Penurunan biaya produksi terutama dari pembelian pupuk dan pertisida. Hal ini diganti dengan keterampilan membuat Pupuk Organik Majemuk Lengkap dan Pengendali Hama Organik.
  2. Peningkatan hasil terdiri dari: Sistem tumpang sari tanaman dan perubahan pola penanaman beberapa komoditi, terutama singkong untuk kawasan perbukitan.
  3. Berusaha dalam suatu wadah Kelompok Usaha Bersama, menerapkan sistem arisan kerja, kerjasama bagi hasil dengan pihak ketiga. Untuk biaya awal sampai akhir menanam 1 Ha singkong dibutuhkan biaya Rp. 15.000.000,- diluar biaya sewa lahan.

Pendekatan kerjasama bagi hasil adalah bagian dari aplikasi ekonomi dan keuangan syariah. Dimana Nisbah Bagi Hasil Usaha dan Nisbah Bagi Resiko Usaha dibagi sesuai dengan kontribusi masing-masing pihak yang terlibat dalam usaha. Khusus pada tanaman singkong, pengurangan biaya dan peningkatan nilai tukar terletak pada penguasaan pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap dan Pengendali Hama Organik oleh petani. Hal ini mampu mengurangi biaya produksi yang mesti dikeluarkan oleh investor.

Semoga nilai tukar petani dapat ditingkatkan secara berkelanjutan dengan terlibatnya Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah, Majlis Zikir Riadatul ANam dan Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Bogor. Yang kemudian meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, amiin. 

Saat ini Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah memiliki usaha produktif berupa Yoghurt dengan merek Dafa Yoghurt, pembibitan tanaman kultur jaringan. Terbuka kesempatan untuk mengembangkan usaha Daga Yoghurt baik berupa agen penjualan maupun distributor untuk wilayah Bogor sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun