Sedangkan masyarakat biasa yang memelihara ikan jenis yang sama dengan pakan berbeda dan lebih alami dan buatan sendiri mampu mendatangkan pendapatan diatas Rp. 500.000,-/bulan selama 4 bulan. Dimanakah persoalannya. Persoalan adalah tentang permainan antara Dinas dan PL dengan Penjual Pakan berSNI. Kelompok Usaha Tani tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya menerima paket bantuan.
Mentalitas pengusaha dengan mentalitas birokrasi memang jauh berbeda. Seorang pengusaha berfikir bagaimana memaksimalkan peluang dengan biaya yang pantas untuk mendapatkan laba bagi keberlangsungan usaha. Sedangkan birokrasi bagaimana memaksimalkan bantuan dengan biaya yang pantas untuk mendapatkan bantuan lainnya dengan laporan direkayasa sedemikian rupa.
Belum lagi program lain dari Dinas Pertanian, Perkekebunan dan Kehutanan. Hampir semunya tidak memiliki sesuatu yang bisa bersinergi satu sama lain. Dalam diskusi terbatas anak muda luhak 50 Kota. Kasihan melihat Bupati Kab. 50 Kota dan Wakilnya yang tidak mampu memangkas budaya birokrasi yang tebal bak dinding lembah harau.
***
Tahap kedua, adalah tahap melaksanakan event-event kegiatan. Event ini bermanfaat untuk mensosialisasikan ke publik tentang keberadaan Kawasan Ekowisata Organik Lembar Harau. Kegiatan Festival Organik Lembah Harau akan disandingkan dengan Tour de Singkarakt ke-8. Hal ini menyamakan moment kegiatan.
Pada tahap kedua ini. Berbagai elemen persiapan secara integrasi mulai tampak. Keberadaan berbagai macam jenis agro wisata bisa tumbuh atas kesadaran masyarakat. Dimana semakin berkurungnya biaya usaha masyarakat pertanian, perkebunan gambir dengan pola organik. Dan meningkatkan pendapatan rumah tangga maka untuk mencapai total organik Nagari Solok Bio-Bio dan Nagari Harau terkhusus dua Jorong utama diakhir tahun 2014 terwujud.
***
Sinergi yang muda dengan semangat orang tua. Merupakan kunci utama bagi kegiatan ini terus belangsung. Untuk dapat mendobrak kebekuan birokrasi pemerintahan daerah dan juga sedikitnya anggaran butuh pendekatan jalan melingkar untuk sampai di Provinsi dan juga Nasional. Sebagaimana jalan melingkar Nagari Harau dan Solok Bio-Bio yang belum juga terselesaikan sampai saat ini.
Jalan melingkar untuk menuntuskan ini tiada lain adalah swadaya masyarakat untuk bangkit dan bersinergi untuk berbuat sedikit demi sedikit. Kebangkitan ini diprakasi dan diadvokasi oleh orang-orang muda yang menceburkan diri dalam gerakan sosial kewirausahaan (social entrepreneurship) bersama masyarakat. Sambil sesekali mendemo pemerintahan dan berdialektika dengan wakil rakyat yang sibuk menghitung suara untuk duduk kembali.
Ah, malangnya birokrasi diantara gerak perjuangan masyarakat untuk bisa mandiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H