[caption id="attachment_285924" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com/Kurnia Sari Aziza)"][/caption]
Dalam keruwetan permasalahan selalu tersimpan solusi sederhana. Hanya keengganan dan ketidakmauan untuk menyelesaikan membuat ia semakin ruwet dan kusut.
Dalam disiplin ilmu manajemen pengetahuan (knowledge management) ada bagian yang menjadi tacit-tacit knowledge (pengetahuan sederhana) yang dimiliki oleh masing-masing individu pelaku, pengetahuan yang lahir dari aktivitas rutin dan diskusi sambil lewat dalam komunikasi antarindividu, untuk menjadikan tacit knowledge mampu menopang keberhasilan manajemen mencapai perbaikan sistem dan usaha, yang pada akhirnya memberikan kontribusi positif bagi stakeholder dan share holder.
Bagitu juga dengan proses perbaikan keruwetan pengelolaan PD Pasar Minggu yang mengalami lompatan perubahan. Hilangnya Pedagang Kaki Lima sebagai sebuah realitas kehidupan ekonomi masyarakat membawa dampak manusiawi, baik-baik maupun tidak baik. Dampak baik adalah keindahan dan kenyamanan pasar. Dampak tidak baik adalah rasa ketidakadilan untuk mencari rezeki untuk keluarga.
Kehilangan mata pencarian yang kemudian menjadi kehilangan pendapatan melahirkan pengangguran, memunculkan kejahatan untuk menyelesaikan kebutuhan dapur dan juga kebutuhan untuk terus hidup dan mendapatkan hak dasar sebagai bagian tidak terpisahkan dari bangsa yang sedang berbenah dengan cepat.
Renald Kasali dalam dua bukunya Change Management dan Recode DNA, perubahan merupakan dua sisi yang saling berhubungan dan berkaitan erat antara perubahan yang dapat dilihat, dirasakan dan dinikmati dengan perubahan cara pandang dan perilaku. Dalam konteks ini cara melihat sesuatu.
Pasar Minggu untuk dapat tampil cantik semenjak perubahan tata kelola dan juga dicintai oleh Pengusaha ber-Kaki Lima. Dalam kontek perubahan Recode DNA adalah melihat dengan pemikiran terbuka dan melihat secara menyeluruh. Ada perbaikan cara pandang sesuatu. Belajar kepada ahli modifikasi, yang terlihat pertama kali adalah bentuk imajinasi perubahan apa yang akan dikerjakan dan bagaimana bentuknya. Langkah selanjutnya adalah membuat desain sederhana dan juga mesti dimulai dari sisi yang sangat mudah dan berlanjut sampai selesai.
Terdapat waktu dan metode yang saling berhubungan erat. Ada yang ingin cepat selesai dengan metode tertentu, ada yang ingin sedikit lambat dengan metode lain. Hal ini tergantung kebutuhan dan hasil yang ingin diharapkan. Dalam konteks ini Pengelolaan Pengusaha ber-Kaki Lima adalah perubahan cepat dengan metode tepat dan cepat. Bila tidak maka permusuhan dan konflik dengan kebutuhan hidup memunculkan perseteruan dan pengrusakan apa yang mulai tertata dengan baik untuk Pasar Minggu.
Dalam diskusi dengan beberapa Pengusaha ber-Kaki Lima PD Pasar Minggu ada beberapa saran untuk mempercantik dan dicintai oleh Pengusah ber-Kaki Lima dan Pengunjung. Diskusi berisikan tacit knowledge yang terkadang tidak sampai ke pihak manajemen PD Pasar Jaya, Dinas Pasar dan juga Gubernur Jokowi dan Wakil Gubernur Ahok. Di antaranya:
1.Pembongkaran jenjang untuk masuk akses ke lantai 2, 3 dan empat. Jenjang yang tersedia hanya dapat memuat 3 orang sekali jalan. Hal ini sangat merepotkan untuk memasukkan barang bagi pedagang dan juga pengunjung. Untuk memudahkan membutuhkan pelebaran jalan akses masuk jenjang yang ada. Sebaik mungkin juga memiliki eskalator seperti mall atau Pasar Jatinegara. Perbaikan ini meliputi Bagian depan Pasar Minggu yang terdapat Masjid Alfurqan dan Taman Pendidikan Alfurqan. Kemudian gedung sebelahnya yang juga membutuhkan Jalan akses masuk yang lebar dan memiliki tangga eskalator.
2.Pembuatan jembatan antara gedung dengan gedung lainnya. Hal ini memudahkan mobilisasi pengunjung untuk membeli segala kebutuhan yang berbeda dari satu gedung yang dikhususkan untuk pakaian dan elektronik dengan gedung penjualan kebutuhan harian berupa sayur-mayur, kelengkapan dapur, dan buah-buahan.
3.Pembuatan jalan layang untuk akses masuk gedung dari samping jalan terminal menuju pertikaan mobil masuk dan keluar terminal. Hal ini memudahkan pengunjung dan pendropan barang-barang Pengusaha ber-Kaki Lima yang dipindahkan.
4.Pemindahan Masjid Alfurqan ke lantai paling atas dengan desain yang lebih indah dan nyaman bagi jamaah masjid. Kemudian pemanfaatan bioskop yang tidak terpakai untuk Taman Pendidikan Alquran Masjid Alfurqan. Dua ruang tersebut bisa dijadikan tempat pemindahan Pengusaha berKaki Lima ke Lantai 3 bagian depan.
5.Perbaikan sistem perpakiran dengan membuka Jalan tembus dari bawah Robinson sampai ke jalan terminal untuk memudahkan kendaran roda dua masuk areal parkir di bawah. Pihak manajemen PD Pasar Jaya mampu memaksimalkan parkir yang lebih dekat dengan pasar tanpa harus kehilangan pendapatan untuk perbaikan infrastruktur dan gaji pegawai serta pendapatan asli daerah dari retribusi parkir.
6.Pengolahan sampah organik dengan kebijakan pemisahan semenjak awal sampah nonorganik. Pengolahan ini dijadikan Pupuk Organik dengan menggunakan peralatan cukup dan metode Pengolahan sampah organik 50 jam. Metode ini ditemukan oleh Ir. Darmansyah dan Ahmad Ghazali. Bagaimana pengelolaan sampah organik menjadi pupuk organik kedua orang tersebut adalah ahlinya. (Prespektif dan pengalaman penulis berinteraksi dengan kedua orang tersebut). Pemanfaatan ini bisa menjadi pembukaan usaha baru, lapangan pekerjaan baru dan juga dapat menjadi pupuk untuk tanaman taman dan ruang terbuka hijau Kota Administrasi Jakarta Selatan.
7.Pembuatan taman di pinggir sungai yang membelah Pasar Minggu antara gedung Robinson dengan PD Pasar Jaya Blok D. Hal ini mempercantik bentuk pasar dan juga sebagai sarana menjadikan Pasar Minggu lebih sedap dipandang dan juga memberikan oksigen bagi pengunjung.
Bagaiman detail dan lebih cantik dan nyaman Pasar Minggu bagi Pengusaha ber-Kaki Lima dan pengunjung lebih baik membuka dialog terbuka dengan hati lapang. Menyampaikan dengan hati dan perencanaan yang dapat saling dipahami. Bila tidak maka cinta yang terkadang juga memiliki sisi lain berupa benci akan mekar dan tumbuh menjalar. Bila ini telah menjadi sebuah benci berjamaah dan komunikasi tersumbat, maka kerusuhan dan penolakan perubahan akan terjadi.
Hal ini apa yang diinginkan oleh pihak manajemen pasar dan Pemda DKI tidak bisa dipahami dan diketahui oleh Pengusah ber-Kaki Lima dan juga masyarakat pengunjung pasar. Akibatnya fatal, dan semoga itu tidak terjadi.
Semoga bermanfaat dan bisa dieksekusi atas kajian lebih baik dan terencana dengan manajemen apik nan rupawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI