Jelang sore ada keriuhan sorak sorai yang terjadi di lantai dasar pustaka Universitas Bung Hatta Padang. Keriuhan ini berasal dari penyelsaian tugas mata kuliah. Tugas berupa pembuatan PDF sebagai pengganti Ujian Akhir Semeter. Beberapa mahasiswa mengalami kepanikan karena tidak memiliki kemampuan menstransfer data dari Word menjadi PDF. Salah satu keahlian yang mesti dimiliki oleh mahasiswa sebagai bentuk norma sukses study akademik.
Sebelumnya sempat singgah untuk membaca beberapa koran lokal dan nasional. Seperti tulisan sebelumnya tentang trilogi sukses mahasiswa dan data yang sangat memiriskan tentang kuantitas dan kualitas membaca mahasiswa. Maka tergeraklah langkah untuk berkunjung ke Taman Makam Intelektual (Perpustakaan) untuk sekedar mencari buku terbaru dan mencoba pelayanan internet kampus. Kemudian melihat data kunjungan dan juga pelayanan dari petugas perpustakaan. Namun apa disangka ternyata jauh panggang dari api. Beberapa buku masih mengandalkan buku-buku lama, tidak banyak terlihat pertambahan buku dalam referensi baik di Ekonomi, Hukum, maupun referensi lainnya. Sedangkan untuk pelayanan terjadi kemoloran pembukaan yang seharusnya jam 13.00 WIB menjadi 14.00 WIB, sebuah waktu yang payah dalam melayani ilmu pengetahuan. Adakah yang salah? dan Kenapa?
Menelisik budaya menulis dalam kalangan akademisi dapat ditelusuri dari perpustakaan, jumlah kunjungan dan juga fenomena penggunaan internet kampus. Dan hari ini ada penelitian tentang penggunaan media internet bagi mahasiswa untuk membantu pencarian tugas. Penelitian ini menggunakan 5.000 kuisoner yang tersebar di seluruh Indonesia mencakup 5 pulau besar. Riset ini mencermintakan tentang perilaku mahasiswa dan penggunaan media informasi di Internet. Riset ini berasal dari salah satu guru besar di Universitas Indonesia.
Dari beberapa kejadian dan perilaku ada sebuah hikmat dan pembelajaran tentang budaya menulis, membaca dalam kalangan mahasiswa. Kemampuan untuk menari dialter keybord laptop tercermin dari kuantitas dan kualits membaca literatur dan juga fenomena yang ada. Kemampuan ini berada dalam lingkaran huruf N dan O yang berarti.
Huruf N (Norma)
Menuangkan ide dalam tulisan mengikuti norma yang berlaku. Norma ini menyangkut tentang hal atau kejadian yang dikupas. Sering terjadi konflik sosial, pencemaran nama baik dan juga memunculkan perdebatan tidak berujung kepada kebaikan bagi penulis. Dalam rumah sehat kompasiana pernah terjadi hal mengupas permasalahan yang melahirkan SARA. Syukur pihak admin mengelola rumah sehat ini memiliki standar ketentuan berlandaskan norma-norma kebaikan.
Kemampuan menulis dengan norma kesusilaan tinggi juga terdapat dalam pengutipan sumber referensi. Hal ini menyangkut tentang etika dasar bagi penulis. Kasus plagiat dalam dunia akademik dan pengguruan gelar akademik adalah bentuk penulis mengindahkan norma dasar akademik.
Tulisan memiliki norma akan diterima pembaca sebagai sebuah tulisan beretika. Seorang akan menjadi pribadi yang dihormati ketika menggunakan norma dalam menuangkan gagasan dalam tulisan. Dalam tulisan ini ada sebuah kejadian yang sangat menentukan bahwa permintaan riset perilaku mahasiswa berlandaskan norma. Ia meminta dengan sopan untuk mengisi kuisoner kepada mahasiswa yang telah selesai ujian. Dan menjadilah tamahan sumber tulisan ini, nama adalah Ilham mahasiswa tingkat akhir di Jurusan Biologi Universitas Andalas.
Menari dialtar keyboard akan menjadi sebuah kekuatan inspirasi bagi perbaikan norma ketika menuliskan sesuatu yang menggugah kesadaran pembaca tentang perilaku-perilaku yang melanggar norma. Kisah-kisah perjuangan kebaikan, memerdekakan diri dari kebodohan. Hal ini bisa ditelusuri dari beberpa novel diantaranya Man Jadda wa jadda, Laskar Pelangi, Ketika Cinta bertasbih dan novel terbitan luar negri lainnya.
Huruf O (Organisasi)
bersambung...