Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengasah Generasi Berlian diantara Liku dan tantangan

5 Maret 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:29 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini kampus masih sepi, beberapa mahasiswa datang ke kampus untuk melihat hasil perkuliahan satu semester. Terpampang huruf A sampai E dalam lembaran Kartu Hasil Studi. Ada yang ceria mendapatkan hasil terbaik dengan IP diatas 3,00, namun tidak sedikit yang sedih mendapatkan hasil dibawah 3,00. hasil ini adalah sebuah bentuk evaluasi sistematis untuk memperbaiki beberapa kekurangan dan kekeliruan dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi.

Model perkuliahan teramat jauh berbeda dengan sistem sekolah. Setiap mahasiswa dituntut untuk mengasah diri bukan hanya sekedar kemampuan akademis, namun juga kemampuan keterampilan hidup. Mengembangkan sikap positif dengan panduan tujuan hidup. Hal ini sering di gunakan dalam formula ASK ME sebelum pengantar perkuliahan di beberapa kelas.

Protes nilai adalah wilayah demokrasi mahasiswa mempertanyakan tentang hasil proses belajar mengajar. Apakah tentang jawaban Ujian tengah semester atau ujian akhir semester ditambah dengan berbagai tugas perkuliahan. Karena interaksi antara staf pengajar dan mahasiswa memiliki hubungan kausalitas interaktif setara dalam ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Menjadi tugas utama staf pengajar memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk terlibat total dalam proses memahami ilmu pengetahuan untuk bekal hidup mereka. Namun waktu perkuliahan terbatas oleh Rencana Satuan Pembelajaran. Mengutip metode Susanto, setiap staf pengajar memiliki tanggung jawab untuk menjadikan perkuliahan bukan sekedar transformasi ilmu pengetahuan, namun juga transformasi diri.

Dalam sebuah tulisan supriyadi yang berjudl Kami Pintar di Kantin, Bukan di lokal pak, mencoba menyentak kesadaran hubungan Dosen dengan mahasiswa melebihi hubungan dalam kelas. Dari beberapa hasil evaluasi mahasiswa terhadap Dosen pada akhir semester dapat memaparkan beberapa hal.

Pertama, Kedekatan emosional mampu mempermudah pola interaksi perkuliahan. Memasukkan nilai hidup lebih mudah dan mengena.

kedua, Kedekatan intelektual. Dorongan ini membuka ruang diskusi mendalam untuk memahami materi perkuliahan yang terbatas penyampaian di ruang kelas.

Ketiga, kedekatan spiritual. bermanfaat dalam menjadikan interaksi perkuliahan, diluar bangku kuliah menjadi nilai kebaikan. Pesan moral mampu mengasah talenta berlian dalam generasi muda terdidik.

Menjadi dosen bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, namun harus mampu mengasah berlian walau terkadang mesti berliku dan penuh tantangan. Maka pertanyaan sederhana meluncur siang ini kebeberapa mahasiswa yang bergabung di Klinik Menulis & Wirausaha Universitas Azzahra, berapa IPmu? dan sudah mengurus kartu Rencana Studi semester genap mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun