HADIAHKANLAH
Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan
Keramahtamahan dalam pemikiran menciptakan kedamaian
Keramahtamahan dalam memberi menciptakan kasih
Lao Tse
Memberi hadiah kepada orang lain suatu hal yang lumrah. Memberi untuk diri sendiri merupakan pendekatan berbeda dan jarang dilakukan. Memberi hadiah untuk diri sendiri memberikan sugesti positif dan motivasi dari dalam bagi penulis. Hadiahkanlah sesuatu ketika Anda telah selesai menulis. Andria Harefa memberikan segelas kopi dan cemilan coklat ketika telah menyelesaikan sebuah artikel.
Bobi DePorter & Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Business menyatakan, bahwa metode membangun sikap positif dengan memberi hadiah dalam super camp mampu melejitkan kemampuan siswa untuk menulis. Sebuah sikap positif mampu menjadikan sebuah ruh tulisan mengalir kepada pembaca Anda lewat kata-kata.
Memberi hadiah bagi sendiri adalah bagian dari membangun sikap positif. Meningkatkan kepercayaan diri Anda. Menghilangkan hambatan mental untuk menulis dan menyelaraskan konflik dan menghilangkan traumatic menulis berupa sugesti negatif.
Dalam pendekatan Neuro-linguistic programming (NLP) ada sebuah metode outcome yang dapat membantu menciptakan sikap positif. Metode ini dimulai dengan menyatakan sebuah harapan ketika telah menyelesaikan tulisan dan apa yang Anda berikan untuk diri Anda sebagai hadiah, berdimensi jiwa, emosional dan materi.
Sikap positif akan menular dalam tindakan Anda dengan member hadikan kepada orang yang mencintai dan menyanyangi Anda sepenuh hati. Ketika Anda membaca beberapa buku terdapat sebuah halaman khusus untuk orang yang dicintai. Bahwa buku ini untuk mereka sebagai hadiah.
Maka tuliskanlah hadiah yang Anda berikan untuk diri sendiri. Dan sebuah kalimat positif untuk diri Anda sendiri dalam kolom dibawah ini.
Anda akan membaca beberapa contoh ungkapan terima kasih dan hadiah dalam beberapa buku. Ungkapan penulis sebagai sebuah ungkapan terima kasih sebagai hadiah kepada meraka yang mencintai dan dicintai.
Contoh pertama: A. Riawan Amin penulis buku The Celestial Management.
Teruntuk ayah-bundaku:
Mr. S.M Amin-Cut Maryam Amin
Dan
Ir.H.M Sanusi-Juanita Sanusi
Yang telah mengajariku untuk
Tidak membungkuk-bungkuk kepada kekuasaan,
tapi kepada kebenaran…
Contoh kedua: Satria Nova penulis buku “Ternyata menulis itu mudah dan menghasilkan
uang”.
Jika Allah menghendaki kebaikan dari setiap kata yang mengalir dari ujung jemariku, pastilah kebaikan itu pertama-tama akan menjadi hak Ayah dan Bundaku.
Untuk Bunda, yang galaksi pun tak mampu melukiskan besarnya kasihmu.
Untuk Ayah, yang tsunami pun tak sanggung untuk memendung kerasnya perjuanganmu.
Memberikan sebuah hadiah dalam tulisan memberikan manfaat yang luar biasa bagi Anda untuk selalu memiliki penyemangat memberikan yang terbaik. Sebagaimana beberapa penulis yang menyatakan sebuah sikap positif mampu memaksimalkan potensi menulis.
Memberi hadiah erat kaitan dengan semangat berbagi. Berbagi kebahagiaan, berbagi kebermanfaatan dan berbagi ilmu pengetahuan. Tiada orang miskin dengan semangat dan melakukan berbagi. Dengan semangat berbagi kebahagian adalah pondasi utama dalam meledakkan potensi menulis adalah memberikan yang terbaik.
Dimana menulis adalah sebuah langkah untuk terus mengalirkan kebaikan yang tidak putus. Semangat berbagi menjadikan menulis memiliki sisi “ruh” spiritual. Bahwa ilmu pengetahuan bersumber dari Allah yang mengajarkan lewat perentaraan kalam (pena). Sebuah bentuk simbolisasi untuk menulis. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al’alaq ayat 1-5:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Setelah mengenal banyak penulis hebat, mulai dari novel, puisi, roman, buku ilmiah, perkuliahaan. Saatnya Anda menuliskan kalimat dalam kotak dibawah ini sebagai bentuk berbagi kebahagian bagi orang yang Anda cintai.
Setelah Anda menuliskan kalimat tersebut, dan letakkan di tempat yang mudah dilihat sebagai bentuk pengingat positif untuk terus menulis.
Tulisan sebelumnya :
Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 1
Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 2
Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 3
Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 4
Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 5 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 6 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 7 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 8 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 9 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H