Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengorbanan Cinta

18 Januari 2011   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap sesuatu bergerak atas sebuah dorongan yang selalu memberikan stimulus secara kontiniu. Ia seperti resonansi dalam ilmu fisika. Ia akan menyapa setiap makhluk hidup, benda. Masing-masing akan memberikan respon berbeda satu sama lain.

Kisah terindah dalam Alqur’an tentang dorongan cinta yang melahirkan pengorbanan demi pengorbanan untuk mendapatkan cinta. Kisah apik antara Yusuf dan Zulaikha yang memberikan sebuah pemaparan pengorbanan demi pengorbanan cinta.

Yusuf sebagai seorang saudara dikorbankan oleh saudaranya untuk mendapatkan cinta sang ayah. Kemudian menjadi budak dan pelayan. Disinilah kisah pengorbanan berlanjut dimana ia memilih penjara sebagai bentuk pengorbanan cinta.

Dalam perspektif berbeda zulaikha mengorbankan kesetian dan juga nama baik untuk sebuah cinta kepada yusuf. Dalam perjalanan cinta mereka dengan berbagai pengorbanan tetap menyatu dan melahirkan kebaikan.

Banyak kisah pengorbanan demi pengorbanan cinta. Terdapat kisah menginspirasi, memotivasi, memberikan keteladanan dan tidak sedikit yang menjadi banyolan, kehancuran dan juga kehilangan kemanusiaan seperti pengorbanan cinta koruptor terhadap harta. Cinta penguasa terhadap kekuasaan dengan pengorbanan cinta dari rakyat yang selalu setia mencintai dan mengorbankan cinta dalam pengorbanan yang terkadang banyak kesia-sian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun