Dalam kaidah memberi, ada hukum yang berlaku. Jika dirimu tidak sudi menerima pemberiaan itu maka janganlah berikan kepada orang lain, karena orang lain juga tidak sudi. Maka dalam disiplin ilmu manajemen terutama manajemen pelayanan. Berilah pelayanan melampaui ekpektasi pelanggan dan juga janji yang disampaikan kepada publik. Hal ini berkembang dalam berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Sepeti pelayanan khusus atau prioritas kepada pelanggan utama.
Begitu juga dengan pelanggan yang merasa puas dan terlayani, maka ia akan menjadi marketing tanpa bayaran dan bonus dari perusahaan. Pelanggan akan bercerita tentang apa yang ia rasakan, alami bagi orang lain. Banyak produk mampu bertahan dalam gempuran persaingan karena kekuatan dari pelanggan yang puas dan setia. Ilmu marketing mempercayai bahwa kekuatan kata pelanggan mampu menjadikan perusahaan menjadi bagian dari kehidupan pelanggan dari generasi ke generasi.
Dalam konteks provider penyedia layanan internet, maka kita mendapati pendatang baru bernama Bolt. Dengan gambar mesin ruang angkasa yang membawa satelit dan janji 4 Gb untuk kecepatan akses internet. Pihak perusahaan penyedia membentuk persepsi dalam pikiran konsumen bahwa produk dan jasa mereka adalah produk yang cepat dan mampu mengalahkan produk yang lain.
Pengalaman konsumen yang sebelumnya merasakan bagaimana tersiksanya mengakses internet dengan lelet, terbirit-birit. Seakan mendapat angin surga yang luar biasa dengan kehadiran Bolt dengan layanan 4 Gb. Kalau ingin mengetahui bagaimana sebuah pelayanan maka kita layak untuk mencoba. Dan hasil percobaan ini menjadikan kekecewaan dalam menggunakan Bolt.
Perusahaan Bolt dalam tahap awal memberikan gratis pemakaian untuk ukuran kuota tertentu, hal ini ada maunya. Dalam disiplin ilmu marketing bernama tester, pemberian yang akan diikuti oleh pembelian. Kemudian setelah pemakain gratis selesai, maka konsumen diberikan pilihan untuk membeli paket pilihan. Mulai dari harga IDR 50.000,- sampai IDR 200.000,-.
Rasionalitas memilih bagi konsumen adalah kebutuhan. Karena bahasa iklan lebih menonjolkan keunggulan yang terkadang masih dalam tahap pengembangan. Sebab sebuah bisnis mengikuti hukum perkembangan dan pertumbuhan alami untuk dapat mewujudkan janji dan komitmen yang terdapat dalam visi dan misi perusahaan.
Sesuai dengan kehendak dari Bolt dan juga gencarnya iklan, maka kita sebagai konsumen merasa dirugikan dengan jargon dan kualitas yang jomblang. Hal ini terutama di daerah Kel. Cipayung Jl. Tengki Rt 002/002 Kecamatan Cipayung. Seakan pesawat ruang akasanya ngadat dan lambat sampai diruang angkasa.
Bagi kita konsumen, memang lebih cerdas menggunakan atau membeli sesuatu produk baru, referensi dari penggunakan sebelumnya adalah data dan fata yang tidak bisa disembunyikan. Kalau dari pihak pengiklan dan pemilik jasa, semuanya dipoles sedemikian rupa, bak wanita cantik hasil make over dan rekayasa digital.
Dalam prinsip marketing syariah, kejujuran adalah kualitas dan merek yang melekat dalam sebuah usaha. Prinsip ini memberikan kejelasan spesifikasi, jangkauan dan juga kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan. Dalam konteks pemasaran prinsip ini akan memenuhi kaidah keontetikan kata dengan perbuatan, apa yang dikomunikasikan dengan yang dikerjakan. Memiliki dimensi rasionalitas, nurani dan juga memberikan yang terbaik melebihi ekpektasi pengguna atau pelanggan. Hukum melayani dan memberikan yang terbaik akan mendapatkan yang terbaik adalah bagian dari marketing syariah dalam konteks nilai-nilai perusahaan dan pengusaha yang berpadu.
Semoga bermanfaat, untuk dapat saling berbagi dalam dunia maya menggunakan jasa provider internet yang selalu menebar janji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H