Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

QZ8501, Dunia Tidak Selebar Daun Kelor

30 Desember 2014   17:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:10 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemajuan teknologi transportasi ditambah dengan komunikasi, konon telah membawa manusia ke era tanpa batas. Katanya dengan sarana transportasi, manusia bisa berpindah tempat dari satu titik ke titik lain di muka bumi dalam waktu hitungan jam atau paling lama sehari-dua hari. Berbagai jenis teknologi pesawat terbang telah memungkinkan hal tersebut bisa dilakukan manusia.

Lebih hebat dari itu justru soal komunikasi. Kecanggihan dunia teknologi informasi saat ini telah memungkinkan manusia dapat saling berkomunikasi dalam hitungan detik. Sambungan jaringan internet yang telah mendunia menjadi penghubung antar menusia di berbagai sudut planet bumi. Tidak mengherankan jika kemudian manusia modern dengan segala kemajuan peradaban teknologinya tadi mengatakan bahwa dunia kini kian sempit dan dekat. Batasan ruang dan waktu kian menipis. Seolah dunia tinggal selebar daun kelor.

Masih berkaitan dengan tragedi lost contact-nya AirAsia QZ8501 sejak Minggu 28 Desember 2014 pagi yang lalu, rute Surabaya-Singapura yang sudah melampaui batas negara hanya memerlukan waktu dua jam lebih sedikit. Pesawat seolah menjadi sarana canggih untuk melipat bumi. Akan tetapi, tatkala ia berhadapan dengan kuasa alam yang tak sanggup ia lawan, dimanakah gerangan ia kini berada? Pesawat yang sebesar itu seolah lenyap ditelan bumi. Hingga kini sama sekali belum terungkap dimana posisi dan juga keadaan pesawat naas tersebut.

Segala daya dan upaya masih terus berlangsung untuk mencari keberadaan QZ8501. Pemerintah RI telah mengerahkan segenap potensi sumber daya yang dimiliki, mulai dari Basarnas, TNI, Kepolisian, Pemda terdekat, BMKG, Lapan, termasuk kapal canggih milik BPPT. Bahkan beberapa negara sahabat juga telah turut mengulurkan bantuan pencarian pesawat AirAsia tersebut.

Luasnya medan pencarian ditambah dengan kondisi cuaca yang sangat dinamis, baik di permukaan lautan maupun di udara menjadi kendala utama. Pesawat penumpang jenis Airbus berbadan besar yang membawa penumpang 155 penumpang itu seolah berubah menjadi jarum kecil yang jatuh di tumpukan jerami. Pernyataan bahwa dunia tinggal selebar daun kelor dengan trasnportasi pesawat terbang menjadi berkebalikan seratus delapan puluh derajat. Dalam konteks pencarian QZ8501, seolah dunia menjadi maha luas dan seolah tidak bertuan sama sekali. Pada titik inilah betapa manusia kembali disadarkan bahwa ia bukanlah siapa-siapa, dan juga sama sekali bukan apa-apa jika dibandingkan dengan keagungan alam, terlebih di depan Tuhan.

Dalam banyak kesempatan, manusia bahkan sesumbar mampu mengkur dalamnya samudera, mampu mengarungi luasnya angkasa. Dalam satu dua sisi yang bisa tersentuh oleh pengetahuan manusia hal itu mungkin benar. Akan tetapi menghadapi berbagai persoalam kehidupan ini sesungguhnya manusia senantiasa dihadapkan kepada teka-teki dan misteri alam yang terlampau sangat banyak untuk bisa dipahaminya. Betapa sangat sedikitnya ilmu, pengetahuan, hingga teknologi manusia dibandingkan dengan kuasa-Nya. Bahkan telah banyak diriwayatkan oleh kaum ulama dan cerdik pandai bahwasanya jika air dari seluruh sungai, danau, laut hingga samudera raya dipersatukanpun belum bisa menyamai dengan satu tetes pengetahuan-Nya.

Hari-hari ini kita akan segera mengakhiri tahun 2014. Menjelang kahir tahun, jsutru kita mendapatkan kejutan-kejutan bencana yang seolah tanpa pernah dapat kita perhitungkan dan antisipasi. Banjir dimana-mana, tanah longsor di berbagai tempat, gunungpun masih ada yang terus meletus, dan kini termasuk pesawat hilang. Di tengah kehikmatan masyarakat Indonesia mengenang bencana tsunai Aceh yang terjadi sepuluh tahun silam, Tuhan masih memberikan cobaannya kepada bangsa Indonesia.

Pada detik-detik pergantian tahun, alangkah baiknya jika kita merenung dan berefleksi diri. Apakah kita benar-benar telah terlampau sombong dengan ilmu, dengan pengetahuan, dengan pencapaian teknologi yang canggih? Ataukah kita telah menyia-nyiakan alam karunia-NYa? Berapa luas hutan yang kita babat gundul, berapa banyak sampah yang kita cemarkan ke badan sungai, berapa polutan yang kita hamburkan dari knalpot kendaraan kita ke langit setiap harinya? Pernahkah kita mau jujur untuk mengakui segala kesalahan-kesalahan tersebut?

Hilangnya QZ8501 harus menjadi pelajaram maha penting di kahir tahun ini. Dunia tidak sepenuhnya kita ketahui segala seluk-beluknya. Dunia tetap menyimpan banyak rahasia bagi manusia. Dunia tidak hanya selebar daun kelor!Janganlah jumawa, wahai anak Adam!

Foto dipinjam dari sini.

Lor Kedhaton, 30 Desember 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun