Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bertandang ke Klenteng Bon Tek Bio Tangerang

1 Februari 2014   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:15 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar istilah Bon Tek Bio, apa yang terbayang di benak Anda sekalian? Selintas mungkin kita sudah bisa menduga bahwa istilah tersebut merupakan bagian dari bahasa China atau Mandarin. Lebih jauh mungkin ada yang menebak bahwa istilah tersebut mengacu kepada tempat ibadah sedulur kita dari etnis Tionghoa. Ya, benar sekali Bon Tek Bio merupakan nama dari sebuah klenteng, bahkan yang tertua di Kota Tangerang, Provinsi Banteng.

Klenteng Bon Tek Bio tepat berlokasi di Jalan Bakti No. 14 , Kawasan Pasar Lama Kota Tangerang. Bangunan klenteng yang anggung dengan dominasi warna merah ngejreng tersebut konon dibangun pada tahun 1684. Bon Tek Bio dapat diartikan sebagai klenteng kebajikan. Kata bon atau boen bahkan sering disetarakan dengan makna perdaban, kelemahlembutan, kesopanan, juga kebajikan.

Keberadaan klenteng Bon Tek Bio tidak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kaum China Benteng di wilayah aliran sungai Cisadane. Konon di samping merupakan anak keturunan bangsa Tionghoa yang terdampar di Teluk Naga pada abad ke-16, sebagian diantara mereka merupakan anak cucu warga Tionghoa yang menyingkir dari Batavia akibat pertikaian etnik dan pembunuhan besar-besar oleh pemerintah Kompeni Belanda pada waktu itu.

Bon Tek Bio4
Bon Tek Bio4

Berada di sisi timur sungai Cisadane, akses utama ke klenteng Bon Tek Bio kini hanya merupakan sebuah gang yang cukup sempit dan padat. Namun di ujung Jalan Bakti tersebut, kegagahan bangunan klenteng yang khas dan unik tidak tersembunyikan. Tempat ini senantiasa ramai oleh ummat Kong Hu Cu maupun Budha yang bersembahyang. Puncak keramaian tersebut biasa terjadi pada saat hari-hari menjelang Tahun Baru China atau yang kini dikenal sebagai Hari Raya Imlek.

Memasuki gerbang utama di depan klenteng, kita akan mendapati pelataran yang pada saat perayaan Imlek justru berganti nuansa dengan ratusan lilin merah besar dan kecil. Di sisi kiri pelataran terdapat lonceng dari besi tembaga yang ditunggui oleh seekor singa jantan. Menapaki sisi kiri tersebut, kita dapat langsung memasuki bagian dalam sisi kiri, belakang dan kanan yang merupakan ruang-ruang khusus untuk bersembahyang. Beberapa pujaan menempati ruang-ruang berukuran sedang dengan akses pintu masuk berupa relung-relung pintu penghubung berbentuk semi lingkaran yang sangat menawan.

Bagi kepercayaan Kong Hu Cu, naga merupakan simbol filosofis dari kemakmuran atau kesejahteraan. Dalam realitas keseharian di dalam bentangan alam, naga juga diidentikan dengan sungai. Aliran alur sungai yang berkelok-kelok dengan sangat detail memang identik dengan badan naga raksasa. Dengan keberkahan air sucinya, sungai menjadi sumber penghidupan dan kemakmuran bagi masyarakat luas di kanan-kirinya.

Terkait dengan klenteng Bon Tek Bio, keberadaan sungai Cisadane di sisi baratnya merupakan sebuah gambaran keberadaa naga sebagai simbol kemakmuran tadi. Sungai mengalirkan kemurahan anugerah alam berupa kelimpahan air dari mata air di puncak gunung hingga ke sisi hilir di muara laut. Konon secara filosofis geografis, Bon Tek Bio tidak bisa dilepaskan dari keberadaan klenteng Bon San Bio maupun klenteng Boen Hay Bio yang juga berada tidak jauh dari sisi tepian sungai Cisadane.

Klenteng Bon San Bio terdapat di kawasan Pasar Baru, tepat di sisi barat aliran Cisadane. Di samping keanggunan patung Dewi Kwan Im setinggi hampir tiga meter, di klenteng tersebut juga terdapat latar lukisan berwujud gunung. San, dalam bahasa China memang bermakna gunung. Klenteng Bon San Bio merupakan perlambang gunung yang dimaknai sebagai harapan atau sumber mata air kebaikan dan kebajikan setinggi gunung.

Di sisi lain, tempatnya di wilayah Karawaci terdapat sebuah klenteng yang bernama Boen Hay Bio. Klenteng ini konon sudah berdiri semenjak tahun 1694. Di klenteng ini terdapat patung kepiting raksasa. Kepiting merupakan perlambang hewan atau makhluk laut. Boen Hay Bio memiliki makna filosofis sebagai kebaikan seluas samudera.

Bon Tek Bio6
Bon Tek Bio6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun