Mohon tunggu...
Slamet Wirawan
Slamet Wirawan Mohon Tunggu... -

Slamet Wirawan adalah nama kecil dari leluhur saat dilahirkan yang mencoba melawan dengan rangkaian kata per kata terhadap sesuatu yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Music

Salah Fokus terhadap Member JKT48, Salah Siapa?

7 April 2019   11:02 Diperbarui: 7 April 2019   11:34 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Setelah bergulat dengan pengantar, kini masuk ke opini saya tentang maraknya kasus salah fokus terhadap member JKT48 sendiri. Di satu sisi, hasrat lelaki yang tertarik terhadap wanita adalah hal yang wajar, namun di sisi lain tindakan tersebut terlalu frontal. 

Tetapi, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya akun-akun yang mengunggah foto kontroversial tersebut. Seperti halnya membiarkan wadah berisi gula terbuka hingga dikerubungi semut atau asap yang muncul setelah api membakar sesuatu yang mudah terbakar, suatu hal selalu ada penyebabnya. Akun-akun tersebut bukanlah penyebab, melainkan dampak dari suatu penyebab. Apakah penyebabnya?

Menurut kacamata saya, ada 2 penyebab yang menimbulkan dampak salah fokus. Pertama, kehadiran wotagrafer (wota fotografer, fans JKT48 yang hobi memotret beberapa personil saat tampil) yang merupakan penyebab terbesar dalam kasus ini. Posisi wotagrafer yang kecenderungan berposisi di bawah panggung memaksa mengambil foto dengan posisi miring mengarahkan kameranya ke atas. 

Selain itu, kondisi kostum yang terlalu ketat menyebabkan menonjolnya bagian tubuh tertentu. Ditambah jika kondisi tersebut diabadikan ke dalam kamera & diupload ke akun media sosial wotagrafer pasti akan disimpan oleh beberapa fans. Beberapa di antara mereka terpana dengan beberapa gadis tersebut. 

Karena memang terdapat naluri lelaki yang tertarik pada perempuan, muncullah beberapa akun dari berbagai media sosial yang mengagumi gadis-gadis tersebut dengan cara yang berbeda, tidak seperti pada biasanya. Tidak bisa dipungkiri jika seorang pemancing memberi umpan agar ikan datang menghampirinya. 

Seperti itulah permisalannya, wotagrafer mengunggah hasil jepretannya ke media sosial yang pangsa pasarnya kebanyakan laki-laki sehingga fenomena salah fokus ini tidak bisa dihindari karena naluri manusia seperti mengagumi fisik lawan jenis adalah lumrah.

Penyebab kedua adalah kondisi kostum yang dikenakan. Entah telalu minim atau ketat yang memperbesar peluang salah fokus tersebut. Bisa untuk menarik perhatian fans atau justru menjadi blunder bagi manajemen karena bisa menimbulkan pikiran negatif.

Terlebih lagi karena kebanyakan anggotanya beragama Islam, ada ayat yang memerintahkan untuk mentutup aurat, sebagaimana dalam penggalan surah An-Nur ayat 31 berbunyi:

"... & janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra saudara-saudara laki-laki lainnya, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan Islam, budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita...".

Kata perhiasan pada konteks ini dalam beberapa tafsir adalah aurat, yaitu bagian tubuh yang tidak boleh dilihat kecuali beberapa pihak tersebut. Seharusnya saat awal pembentukan kelompok tersebut mempertimbangkan kondisi masyarakat yang bereaksi terhadap penampilan perempuan yang terkesan terbuka & nilai-nilai yang ada dalam kehidupan negara ini. 

Menurut saya, pembentukan idol group ini kurang tepat dengan mempertimbangkan kondisi seperti itu. Mustahil jika meminta konsep pakaian yang lebih tertutup kepada pihak manajemen pusat yang berada di Jepang karena sudah diberi keringanan tidak mengenakan bikini karena bersifat erotis & tidak cocok bagi kultur Indonesia, berbeda dengan kultur di Jepang yang menanggapi biasa saja dengan pakaian minim tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun