Mohon tunggu...
Sang Karsa Jaya
Sang Karsa Jaya Mohon Tunggu... Koki - apa

bekerja di travel agen

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sebuah Momen Ahsan dan Boon

24 Mei 2014   18:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ada sebuah momen yang harus ditulis. Momen ini akan menjadi sebuah kenangan yang akan terlupakan, sehingga harus ditulis. Suatu hari Mohamad Ahsan akan membaca ini, lalu dia kan mengerti apa yang terjadi malam itu. Kedudukan match point di set ketiga. Hendra Setiawan memegang servis. Wajahnya dingin dan tegang. Ahsan dibelakang berusaha meyakinkan dirinya, kalau tak mudah mengalahkannya.  Mental juara dunia ada dalam hatinya. Servis Hendra sangat bagus dan dikembalikan dengan pelan di depan net oleh Hoon. Terjadi rally, dan pasangan Malaysia itu terdesak. Sebuah bola tanggung, disambar begitu saja, tanpa tenaga oleh Ahsan. Di sinilah momen yang ingin digarisbawahi. Pukulan Ahsan hanya begitu saja dan tanpa tenaga akhir sepenuhnya. Bola yang seharusnya menjadikan pertandingan berakhir, dengan sangat spekulatif dikembalikan Boon Heong melalui selangkangan kakinya. Bola itu melewati net dan masih terjadi rally sebentar sebelum akhirnya Hendra tak mampu mengembalikan bola yang disodorkan pasangan Malaysia. Angin lalu berpindah arah. Sejak itulah, Malaysia memegang kendali.

Dalam momen lain, saat Hoon dan Boon mendapatkan match point, bola pengembalian Hendra-Ahsan yang telah kehilangan kepercayaannya sebagai juara dunia, disambar dengan sepenuh tenaga oleh BOON. Bola masuk dan meloncat kegiranganlah pemain Malaysia itu. Mereka memenangkan pertandingan yang begitu penting bagi bangsa dan negaranya. Kali ini kita harus mengakui, Malaysia memang lebih baik. Pahit rasanya tapi itulah kenyataannya.

Begitu cepat dewi Fortuna berpindah arah. Kita sekarang hanya bisa mengandai-andai. Kalau saja bola itu dihantam sekuat tenaga, tak mungkin selangkangan BOON menyelamatkan Tapi sudahlah, tugas di depan menanti. Masih ada pertemuan-pertemuan penting lainnya antara kedua pemain ini. Kalau mereka bertemu lagi, setelah Thomas Cup ini , Hendra Ahsan sebenarnya terlalu tanggung buat Hoon dan Boon.

Mungkin bulan Oktober 2014 nanti, di arena Asian Games, pembalasan akan indah dilakukan.

Ada dua momen yang para pelatih PBSI selalu lakukan. Hanya orang pandir yang jatuh pada batu yang sama. Itulah yang cocok disematkan pada dada para pemegang keputusan PBSI. Kita tahu Tommy Sugiarto tak akan mungkin menang melawan Chong Wee.  Ini sama halnya ketika Icuk Sugiarto yang sama sekali tak berkuting menghadapi Yang Yang.  Dengan kembali memaksakan Tommy Sugiarto menghadapi Chong Wei sebenarnya sudah sebuah penyerahan kekalahan.

Hayom Rumbaka juga bukanlah pemain yang punya naluri. Sudah saatnya dia dikeluarkan dari Pelatnas dan biarkanlah, dia melanglang buana dulu sendiri untuk memperbaiki mentalnya. Bukankah Sony dan Simon yang dikeluarkan dari Pelatnas PBSI malah menunjukkan prestasi yang membaik. Sangat nyata dan jelas kalau Rumbaka mempunyai persoalan dengan mentalnya. Dia tak bisa bermain bulutangkis jika dibebani hal yang berat-berat macam Thomas Cup. Dia lebih baik di simpan untuk pertandingan-pertandingan perseorangan yang kalah atau menang tak mempengaruhi apa-apa.

Dalam kultur bulutangkis Indonesia yang pernah diajarkan oleh pendekar-pendekar masa lalu. Kekalahan menghadapi  lawan adalah hal yang sangat biasa. Itulah permainan. yang menjadi masalah adalah kekalahan melawan ketakutan untuk kalah. Hayom memasuki lapangan dengan rasa takut itu. Kasihan anak muda ini. Ketakutan itulah yang membuatnya tak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Hayom saatnya untuk keluar dari Pelatnas PBSI, dan berjuang sendiri. Suatu hari nanti, dia akan membuktikan kalau apa yang kita ragukan terhadap kemampuannya, adalah salah besar.

Di Asian Games nanti, jika Malaysia kembali bertemu dengan Indonesia pada nomer beregu, apakah ada kemungkinan untuk mempertemukan kembali Tommy Sugiarto dengan Lee Chong Wei? Kalau tak ada pilihan lain, maka ingatlah akan pepatah: Hanya orang bijaksana yang jatuh tiga sampai empat kali pada batu yang sama......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun