Pasar tradisional sering terkesan kotor, bau dan kurang tertata. Sebagian masyarakat justru suka berbelanja ke pasar modern yang kita kenal dengan supermarket lebih bersih, higienis, tertata dan terkelola.Â
Padahal ekonomi kerakyatan tumbuh dari pasar tradisional ini karena penjualnya banyak dan mereka berwirausaha menjual produk dan jasa yang dibuat dari rakyat kebanyakan. Berbeda dengan pasar modern yang dikelola oleh satu orang dan sisanya hanya pekerja.
Para pedagang pasar justru potensial menggerakan ekonomi kerakyatan yang mencetak banyak pengusaha bukan pekerja. Namun seiring perkembangan waktu dan pergeseran gaya hidup, terjadi tuntutan dari konsumen agar makanan yang dijual higienis, lingkungan yang bersih, tertata dan terkelola dengan baik. Berubah seperti itu atau lambat laun akan ditinggalkan konsumennya.
Pasar Badung di Denpasar, Bali menjawab semua itu. Pasar ini adalah pasar tradisional terbesar di Bali dalam sejarahnya sudah 3 kali mengalami kebakaran.Â
Kemudian dibangun kembali dengan 3 lantai dengan desain sebagai pasar tradisional namun menawarkan fasilitas pasar modern. Pertama dari segi keamanan dari bahaya kebakaran.Â
Di pasar ini sudah dilengkapi dengan hidran air disetiap lantainya, Alat pemadam api ringan (APAR), serta gedung dilengkapi springkler yang akan hidup jika ada percikan api. Terdapat juga tangga darurat jika ada bahaya dan evakuasi.
Toilet juga disediakan disetiap lantai dengan jumlah yang cukup. Untuk pedagang daging ditempatkan khusus dan tertata dan ada kran air untuk persediaan air bersih, cuci alat, dan dagingnya. Kebersihan pasar juga terjaga karena ada petugas kebersihan yang membersihkan pagi dan sore.
Ketiga, fasilitas pasar ini sudah juga sama dengan pasar modern umumnya. Sudah dilengkapi ekskalator disetiap lantainya, ada lift juga tersedia dan pengatur suhu ruangan.Â
Dengan fasilitas standar pasar modern maka pasar badung dapat menjadi model pasar tradisional yang unggul. Pasar tradisional ini juga memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pasar modern pada umumnya.Â
Lokasinya strategis dipusat kota, memiliki harga relatif lebih rendah, ada sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli serta ada sungai yang sudah bersih dan tertata menjadi objek wisata sungai bagi masyarakat kota.