Mohon tunggu...
Trio Kurniawan
Trio Kurniawan Mohon Tunggu... -

Saling berbagi, Sob!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Ini Orang Dayak...

2 Desember 2012   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ini orang Dayak. Baru 3 tahun belakangan saya “merantau” di tanah Jawa untuk menuntut ilmu, juga pastinya meraih cita-cita yang saya impikan sejak kecil. Saya dibesarkan di daerah pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di Kec. Serawai, Kab. Sintang. Saya sering melontarkan gurauan kepada teman-teman saya di tanah Jawa ini: entah apa kalian bisa menemukan daerah saya ini di Google Map!

Saya ini orang Dayak. Suku saya adalah suku Dayak Uud Danum Serawai. Suku saya ini menetap di sepanjang pinggiran Sungai Melawi dan Sungai Serawai. Kampung saya “hampir” mendekati mata air cabang sungai Kapuas yang masyur itu. Dari kota Malang, jarak tempuh ke kampung saya bisa mencapai minimal 2 hari. Itu kalau menggunakan pesawat. Jika menggunakan kapal air, bisa mencapai 5 hari.

Saya ini orang Dayak. Tapi saya tidak minder ketika sekolah di tanah Jawa. Saya hanya bermodalkan cita-cita sederhana. Salah satunya adalah agar orang “melirik” ke tanah saya ini. Tanah Serawai.

Tanah ini, setidaknya bagi saya, adalah tanah yang sangat memesona. Walau kami berada nun jauh di pedalaman, namun kami kaya. Entah oleh SDA ataupun budaya.

Celakanya, tanah kami ini nyaris tak tersentuh pembangunan yang memadai. Jujur saja, saya sedikit kelabakan ketika meninjak tanah Jawa ini pertama kali. Bukan maksud saya untuk mengatakan bahwa saya seperti “rusa masuk kampong”. Saya kelabakan karena ternyata ada begitu banyak perbedaan antara taha saya dan tanah Jawa. Pembangunan kami tertinggal 10 tahun.

Jangan mengira kalau orang-orang pedalaman itu kurang cerdas. Orang-orang pedalaman juga cerdas. Namun, kami tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menyalurkan kecerdasan kami.

Saya orang Dayak. Dan saya ingin agar Anda “melirik” ke tanah kami. Atau jika mungkin berkunjung ke sana. Anda bisa datang untuk menikmati “kekayaan” kami secara arif, bukan untuk mengeruk dan kemudian meninggalkan kami mati kelaparan.

Sekali lagi, saya orang Dayak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun