Mohon tunggu...
Risandi Daeng Sitaba
Risandi Daeng Sitaba Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang yang hidup hanya memiliki uang, adalah orang paling miskin di dunia

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi Covid-19, seperti Apa Nasib Mahasiswa?

26 Maret 2020   02:06 Diperbarui: 26 Maret 2020   21:25 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia dibuat geger, ribuan manusia meninggal dunia dalam hitungan hari, segala upayakan dilakukan, seluruh Negara bahu membahu, dalam memberantas penyebaran Covid-19, dunia memberlakukan Social Distancing, dengan tujuan memotong penyebaran Virus Corona, membatasi interaksi sosial kita turut mengurangi penyebaran Covid-19.

Indonesia hari ini turut memberlakukan kebijakan tersebut, olehnya beberapa daerah hingga pedesaan, menutup akses masuk meskipun tak semua daerah di Indonesia memberlakukan hal tersebut (lockdown).

Social Distancing turut diterapkan di dunia pendidikan, guna menghindari segala bentuk kemungkinan buruk, dengan membatasi interaksi per individu kita telah membantu mengurangi resiko penularan Covid-19.

Kampus contohnya, diliburkan kemudian menerapkan proses kuliah online hal ini adalah solusi terbaik untuk mewujudkan upaya pencegahan, namun apakah semua mahasiswa bisa mengakses? Dan nyaman dengan kuliah online? Saya rasa tidak demikian, sebab, tak semua mahasiswa memiliki gadget dan akses internet memadai. 

Hal tersebut dapat kita simak dibeberapa sosial media curhat mahasiswa perihal kuliah online yang diberlakukan berbalik membebani mahasiswa dengan detline tugas yang menumpuk dan lain sebagainya, terkhusus mahasiswa tingkat akhir, saat masa libur diperpanjang hingga 29 mei, pengambilan data skripsi tertunda, wisuda gak ada, KKN ditunda dan sebagainya.

Belum lagi beban moril pada orang-tua yang berharap anaknya bisa segera diwisuda, dilema berat melanda mahasiswa tingkat akhir, pasrah tapi tak rela, tekanan yang begitu berat, namun apalah daya hanya pasrah yang bisa dilakukan dengan menaruh sedikit harapan, dimana pihak kampus dapat memberi kelonggaran dan solusi terbaik guna memfasilitasi mahasiswa tugas akhir dalam penyelesaian masa studi.

Kita semua wajib saling topang, dalam memberantas Virus Corona, redam dulu ego di kepala, semua yang terjadi dan berlaku hari ini mengandung banyak hikmah, mengupayakan keselamatan bersama adalah hal terpenting saat ini.

Selanjutnya kita kawal lagi proses normalisasi regulasi, segala bentuk ketidaknyamanan yang kita alami adalah resiko dari apa yang terjadi di bumi Pertiwi hari ini Covid-19 bukan hal main-main, seluruh sektor berdampak signifikan, mari sama-sama saling menguatkan, saling menopang dan mendoakan.

Korban yang berjatuhan sebagian besar diakibatkan oleh kelalaian, tak menghiraukan himbauan pemerintah.
Selain punya Tuhan, kita juga punya pemerintah yang bertugas memfasilitasi kenyamanan dan keselamatan warga negara.

Beri mereka kepercayaan, kirimkan doa terbaik, semoga negeri ini lekas sebuh dari lumpuhnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun