CAKAR SEPETIK KABAR
:untukmu yang terluka
he, kau yang berdiri--di puncak kesadaranku
sembunyikan tangis dalam kesunyian malam
mengangkat perisai dari rasa takut
ketika perangai-perangai beringas menelanjangi
mata sipitmu kian ciut membalut wajah kecut
menyimpan luka di pusar air mata
tergores siang dan malam yang ganas
engkau menari di antara kebengisan
bersama sejumput senyum di taman tak bernama
tanggalkan sebilah rusuk yang mengantuk
parau setengah jiwa--patah menatap kenyataan
:cinta tak sempurna penuhi takdirnya
kini hanya berharap mekar pupus tebu
utuh menjalar tubuh--lidah asin dijilat waktu
tak tentu mampu mengguris batu di dadamu
rakus kutatap wajahmu--lumat kusantap
sisakan duka di ambang maya
ketika pesona tak lagi menyala
*Puisi-Puisi Sang Bayang | Coretan Dinding*
(Ngrambe-Ngawi, 25 Juli 2013)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H