Pertarungan Pilwakot Bogor di tahun 2024 semakin memanas. Poros koalisi menentukan peta pertempuran di masa depan. Setidaknya ada empat poros koalisi yang akan muncul di Pilkada Kota Bogor.
Pertama, poros koalisi PAN, Partai Demokrat, dan PSI dengan Deddie Rachim, kedua poros PKS yang mendapat tiket langsung menjadi walikota, dan ketiga PDIP, PKB yang dipimpin Rayendra dan Wakil dari PDIP, dan Keempat, Poros Gerindra-Golkar-Nasdem, yang kemungkinan besar mengusung Duet Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) - Rusly Prihatevy.
Dari empat poros tersebut, menarik untuk disimak kekuatan dua poros utama, konfrontasi langsung, mantan petahana Deddie Rachim dan Aji Jaya Bintara (Kang Jaya) mewakili energi baru Kota Bogor.
Seperti diketahui dalam pemberitaan dan berbagai sumber, penampilan Aji Jaya Bintara, tokoh pemuda nasional kelahiran Bogor, menarik perhatian masyarakat Kota Bogor.
Popularitasnya sebagai sosok alternatif bagi Kota Bogor terlihat dari program-program terobosan dan inovatifnya yang cepat terlaksana dan mendapat respon positif dari masyarakat.
Selain itu, poros kedua sangat menentukan peta koalisi dan keberhasilan strategi masing-masing partai dan relawan.
Head to Head Program
Seperti diketahui, gerbong  lama Deddie Rachim dimotori Partai Amanat Nasional (PAN) didampingi Partai Demokrat dan PSI. Dedi yang berasal dari Garut dan sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota Bogor ini melanjutkan program yang sudah ada di era Bima Aria dan melanjutkan apa yang tidak dilakukan Bima pada periode sebelumnya.
Program Dedi bertemakan Bogor Beres. Artinya, jika ia terpilih sebagai Wali Kota, maka proyek dan kebijakan yang belum terselesaikan pada era sebelumnya akan diupayakan dilaksanakan dan diselesaikan.
Sedangkan Aji Jaya Bintara mewakili energi baru dan kepemimpinan muda. Pengalamannya dalam intelijen bisnis internasional dan manajemen beberapa perusahaan dan organisasi pemuda telah memberikan angin segar bagi Prabowo Subianto, presiden terpilih, untuk era kepemimpinan baru, khususnya di Kota Bogor.