Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersesat dalam Puisimu yang Gelap

11 Januari 2024   08:39 Diperbarui: 11 Januari 2024   09:41 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay


Aku tersesat dalam puisimu yang gelap setelah sebelumnya kau menuliskannya dalam kegelisahan bathin yang luar biasa.

Kata-kata itu benar-benar kau permainankan dengan memakai hermetis.

Kau berhasil dari situ.

Tapi aku, dia dan lainnya, apakah mampu menangkap maksud dari puisi gelapmu itu?


"Kutulis sedih laut
pada wajah gelombang
lumut gelisah
di ketiak karang"


Apa yang bisa aku maknai dari potongan puisi gelap "Kutulis Sedih Laut" itu?

Tak ada!
Kecuali kau memang ingin menyesatkan ku disana.

Tapi tidak!
Justru otak dan pikiranku lah yang sesat.
Tidak bisa memahami duistere poezie engkau, duhai Maman S. Taswie (Zaidan, 1991).

Cldg, 11/1/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun