Wakil Menteri BUMN Rosan Perkasa Roeslani rupanya memiliki kegemaran terhadap olahraga dan aktivitas di air. Hal itu pernah diceritakan beberapa waktu yang lalu dan ditayangkan di channel Youtube voidotid.
Di awal sesi wawancara, Wamen Rosan menjelaskan jika  dirinya rutin melakukan diving dan berenang di setiap minggunya.
"Olahraga saya rutin diving. 2 minggu sekali saya diving, sama renang. Kalau renang seminggu empat kali, kalau diving 2 minggu sekali. Swimming itu paling bagus karena semua bergerak, tidak ada hentakan. Jadi saya lebih banyak berenang sama diving. Kalau diving memang dari dulu hobi." buka Wamen Rosan.
Beberapa lokasi untuk diving dan renang diungkap Wamen Rosan dari yang terdekat di DKI Jakarta hingga di NTT.
"Saya diving kemana-mana. Di kepulauan seribu dulu. Tapi kalau ada liburan kemana-manalah diving seperti Labuan Bajo, Derawan, Maratua." lanjutnya.
Selain diving dan renang, suami Ayu Heni ini juga punya hobi naik kapal dan berlama-lama menikmati suasana laut.
"Hobi saya di laut ya. Kalau lagi liburan saya naik kapal laut aja. Ke Singapura saya naik kapal. Di Labuan Bajo saya pernah tinggal di kapal 7 hari. Udah biasa ya muter-muter naik kapal. Kapal kayu. Ya emang hobinya gitu. Kapal dari fiber kadang-kadang. Tergantung ada yang 60 feet, kadang-kadang 45 feet. Ya udah biasa aja di laut, enjoy aja. Ada yang nyetir, saya nikmati lautnya aja. Buat saya di laut itu enjoy."
"Istri saya tahu kalau saya nggak ke laut 2 minggu. Dia bilang belum cium bau laut. Anak-anak saya jadi hobinya juga sama laut seperti motor ski. Memang anak lautlah kita." imbuhnya.
Wamen Rosan menceritakan pengalaman seru dan menegangkan saat berada di atas kapal. Pengalaman yang tak pernah dilupakan itu yakni, pernah dihantam badai saat hendak menuju Jakarta dari Singapura.
"Saya pernah kena badai pas dari Singapura ke Jakarta. Saya berangkat bulan Desember. Saya nggak pernah lupa. Padahal sudah dikasih tahu sama kaptennya, ini ada badai. Dasar bandel, saya bilang, nggaklah aman. Jadi kita badai. Kena angin 40 knot. Saya lagi tidur jam 2 malam, kapal kita hampir terbalik. Semua udah pada terbalik. Saya sampai pakai jaket pengaman. Waktu itu saya sama kakak saya. Kali itu kita berdoalah. Karena itu gelap kan. Kita semua udah pakai jaket. Karena ombaknya udah di atas kapal. Itu udah terbalik semua. Saya lagi tidur jatuh karena kapal sudah miring. Itu pengalaman yang tak terlupakan. Tidak berapa lama kemudia kapal jalan lagi." kenangnya.
Kendati pernah punya pengalaman menegangkan di laut, Rosan justru melihat bahwa laut yang luas dan dimiliki Indonesia, bisa menjadi peluang besar mendongkrak sektor pariwisata dan sektor penunjang lainnya.
"Kalau dijadikan serius bisa jadi peluang baik dari pariwisata maupun sektor penunjang lainnya. Karena saya selalu bilang. Kita negara kepulauan tapi, contohnya Singapura yang tidak punya pulau, dia punya empat dermaga besar untuk kapal-kapal mewah. Di kita ada berapa, sebutin, satu pun belum ada yang bertaraf internasional. Minimal kita harus punya 10 dermaga lho. Sarana dan prasarananya saja belum dibangun. Di kita, kapal yang ada benderanya Singapura atau Malaysia. Karena kepengurusan disana udah jelas dan nggak ribet. Simpel aja. Regulasinya jelas. Kan sayang itu." tutup Wamen Rosan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H