Namaku Kedasih, biasa dipanggil Asih. Aku bekerja di klub malam sebagai wanita penghibur. Sengaja kupilih profesi itu setelah tiga laki-laki yang kuberikan cinta suciku, menyia-nyiakan begitu saja. Habis manis sepah dibuang!
Laki-laki nyaris semuanya berengsek! Kecuali Elang. Meski penampilannya urakan, di mataku Elang itu seperti Flamingo. Setia sekali dia sama istrinya, Gaia. Gaia pernah menikah dua kali dan ketiga dengan Elang. Abadi hingga kini.
Aku dan Gaia nyaris sama. Tetapi cara kita berbeda. Aku lebih jadikan laki-laki sebagai mesin uang, setelah mereka menikmati tubuhku. Sedangkan Gaia, membalas dendam kekecewaan terhadap lelaki dengan mencari lelaki terbaik. Dan ia beruntung mendapatkan Elang. Elang sebaliknya, juga beruntung dapat Gaia.
"Elo nggak beda sama Gaia. Stop jadi pelacur Sih! Ikutin cara Gaia, cari suami yang menurut Gaia baik seperti gue." Kata Elang.
"Apa iya gue nikah juga sama elo? Aneh lo Lang!" Tukasku.
"Masih banyak cowok yang baik Sih."
"Bullshit. Udah sana pulang!" Kataku ke Elang.
Elang pulang. Aku masih di sofa itu. Menunggu pria hidung belang berikutnya ditemani segelas Margarita.
Jam 3 subuh aku sampai di rumah. Sebelum ke kamar, aku sempatkan mengecek kamar ketiga anak perempuanku. Mereka sudah tidur.
Sesaat aku pandangi tiga anak perempuanku yang  masing-masing usianya hanya terpaut 2 tahun. Â
Si sulung Bayuni, usianya mau 20 tahun. Ayahnya Aryabhata, lelaki pengecut. Adik Bayuni namanya Freya, 18 tahun. Freya lahir dari pernikahanku dengan Bentala. Juga sama, laki-laki penghianat. Dan bungsu bernama Lara. Lara lahir ketika aku dinikahi lelaki bernama Kalingga yang tak beda dengan Aryabhata dan Bentala.