Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengulik Cuitan Elon Musk: Tiktok Menghancurkan Peradaban Dunia

21 Juni 2022   00:29 Diperbarui: 21 Juni 2022   00:43 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi TikTok di ponsel/kompas.com

Elon Musk belum lama mengatakan terkait keberadaan media sosial dan platform video musik Tiongkok, TikTok. Orang terkaya di dunia itu mengatakan bahwa aplikasi yang di negeri asalnya disebut Douyin tersebut telah menghancurkan peradaban dunia.

"Apakah TikTok menghancurkan peradaban? Beberapa orang berfikir begitu," tulis Musk dalam cuitannya melalui akun Twitter @elonmusk.

Sontak saja cuitan Elon itu menuai beragam komentar, baik mendukung atau sebaliknya dari netizen sedunia. 

Cuitan Elon yang sejatinya berbentuk kata tanya itu, lalu dipertegas lagi dengan kalimat bahwa ada beberapa orang yang berfikir begitu. Artinya CEO Tesla itu tidak mentah-mentah mengatakan bahwa peradaban bisa hancur oleh TikTok. 

Menarik menilik cuitan Elon terhadap fungsi dan manfaat TikTok. Karena cuitan itu dilontarkan ketika dia sedang membeli media sosial bikinan Amerika, Twitter. 

Sama-sama media sosial atau sosial media, katakan begitu, mengapa Elon cuma menyasar TikTok yang konon juga mau ia beli lalu dihapusnya. Begitu isunya yang sekarang diselorohkan netizen dunia lewat berbagai meme. 

Apakah Elon benar-benar tak suka TikTok? Iri, karena konon TikTok berhasil menjadi salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh oleh penduduk dunia?

Soal berapa jumlah unduhan TikTok, sebuah riset yang dilakukan AppTopia pada 2021 menyebut bahwa sebanyak 656 juta unduhan sudah dilakukan pada aplikasi yang diluncurkan pada 2016 lalu itu.

Data pengguna aktif TikTok Januari 2018 - Oktober 2020/kompas.com
Data pengguna aktif TikTok Januari 2018 - Oktober 2020/kompas.com

Sementara posisi kedua ditempati oleh Instagram dengan 545 juta unduhan dan urutan ketiga, Facebook meraih 416 juta unduhan.

Lalu bagaimanakah dengan jumlah unduhan Twitter yang sudah dibeli Elon?

Mengutip laman Kompas.com, 4 Februari 2022 ditulis jika Twitter telah mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal-IV (Q4) tahun fiskal 2021. 

Dalam laporan tersebut, perusahaan juga menginformasikan jumlah pengguna aktif Twitter per kuartal-IV 2021.

Menutup tahun fiskal 2021, Twitter mencatatkan pertumbuhan rata-rata jumlah pengguna harian atau Monetizable Daily Active Users (mDAU). 

Dalam laporan keuangan itu tertulis bahwa Twitter memiliki rata-rata mDAU sebanyak 217 juta pengguna.

Artinya dari data di atas, jumlah unduhan Twitter berada jauh dari TikTok, Instagram dan Facebook.

Apakah karena TikTok sebagai aplikasi paling banyak diunduh itu dapat dikatakan bisa menghancurkan peradaban, seperti yang dilontarkan Elon Musk, jika memang faktanya begitu?

Aplikasi TikTok di ponsel/kompas.com
Aplikasi TikTok di ponsel/kompas.com

Hancurnya peradaban salah satunya bisa dikarenakan adanya dominasi dunia virtual. Dunia virtual ini termasuk didalamnya adalah pengaruh media sosial yang dikatakan mampu memisahkan orang dari realitas yang ada.

Kalau disebutkan dominasi dunia virtual itu adalah salah satunya adalah media sosial, apakah Instagram, Facebook, Twitter dan masih banyak lainnya bukan media sosial? Lalu mengapa cuma TikTok yang disebut bisa menghancurkan peradaban?

Pertanyaan itu semakin membuat saya penasaran, karena Elon tak menjelaskan mendetail cuitannya tadi. 

Dalam hati saya cuma bergurau, orang kaya mah mau ngomong apa aja sah-sah aja. Coba kalau yang ngomong itu seorang guru di pedalaman daerah, siapa yang mau peduli. 

Kembali lagi ke cuitan Elon soal TikTok bisa menghancurkan peradaban. Saya malah mencoba untuk mengambil sisi positif dari TikTok itu sendiri.

Misalnya saya sebagai insan pers, dengan adanya TikTok dan media sosial lain justru merasa terbantu. Karena dari postingan orang-orang terkenal itu kita bisa membuat sebuah konten.

Para pemilik media maenstream pun membolehkan para pekerjanya membuat konten-konten yang bersumber dari postingan kalangan publik figur atau peristiwa yang diposting di TikTok dan media sosial lainnya. 

Sisi positif lain dari TikTok adalah mengenai lagu atau musik yang muncul di beberapa postingan. Banyak dari lagu atau musik yang sudah lama tak diperdengarkan lagi, tiba-tiba kembali viral dan hits berkat TikTok.

Lagu-lagu generasi baby boomers dan gen x yang sekarang disebut lagu jadul, berkat adanya TikTok justru bisa dikenal lagi oleh generasi gen y hingga gen z. 

Dari situ apakah kemudian TikTok bisa dikatakan dapat menghancurkan peradaban? Apakah Instagram yang kemudian menduplikasi TikTok lewat "Rells" dan Youtube lewat "Short" atau aplikasi serupa lain yang juga memuat video-video singkat bisa pula menghancurkan peradaban? 

Yang jelas, jika kita menggali data soal penyebab kehancuran peradaban, peran serta keberadaan media sosial dikatakan menjadi salah satunya. Selain itu ada pula penyebab kehancuran sebuah peradaban antara lain, ketidakjelasan gender, kehancuran sistem keluarga, imigrasi massal dari negara-negara berkembang, nihilisme serta ketimpangan ekonomi yang semakin parah.

Bahkan bicara soal kehancuran peradaban, penulis Tere Liye membuat quotes yang seakan mengisyaratkan bahwa peradaban tidak akan pernah hancur.

"Jika kita ibaratkan, maka peradaban manusia persis seperti roda. Terus berputar. Naik-turun. Mengikuti siklusnya."

Ciledug (20/6/2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun