Dahulu semasa kuliah, Devi Monica mungkin tak pernah membayangkan bahwa pada akhirnya ia harus menjalani bisnis di industri perfilman Indonesia. Devi dahulu, adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta, yang mengambil jurusan Teknik Arsitektur Landscape. Sempat bekerja sesuai ilmu yang didapat dari bangku kuliah, namun kini Devi Monica menjadi bagian penting di Stro TV dan SAS Film
Kisah perjalanan karir sebagai pebisnis di industri perfilman Indonesia yang digeluti Devi Monica ini menjadi menarik, mengingat tak selamanya atau tak semuanya, orang sukses harus berangkat dari kesamaan ilmu dengan pekerjaan yang digelutinya.
"Bisa dikatakan saya kecemplung ke dalam industri film dan televisi secara tidak sengaja. Latar belakang pendidikan saya adalah sarjana teknik arsitektur landcape dan pada awalnya saya pun bekerja sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan di kampus". Ujar Devi Monica, secara khusus kepada saya.
Devi Monica menyadari, bahwa situasi dan kondisi juga bisa mengubah segalanya. Termasuk disaat dirinya harus menjalani profesi yang bertolakbelakang dengan ilmu yang didapatnya dari kampus. Itu semua berawal ketika negeri ini mengalami krisis moneter pada 1998 silam.
"Namun ketika Indonesia mengalami krisis moneter di tahun 1998 saya beralih mendalami marketing, marketing vcd dan dvd pada saat itu untuk sebuah rumah produksi film layar lebar. Efek dari krismon tersebut sangat berdampak pada industri layar lebar di Indonesia sehingga nyaris mati. Rumah produksi tempat saya bekerja kemudian ditawari masuk untuk mengisi film televisi. Saya pun mulai merangkap jabatan sebagai asisten produser. Dari sana, perjalanan karir saya di dunia sinema pun mengalir saja bagaikan air sampai hari ini". Kenang Devi Monica.
Begitulah awal dimana Devi Monica yang seorang Sarjana Teknik Arsitektur Landscape menjadi orang yang akhirnya berkecimpung di industri perfilman Indonesia, dengan puluhan karyanya sejak 2000 silam hingga kini.
"Sebagaimana kehidupan, kesuksesan dan "kegagalan" itu datang silih berganti. Yang terpenting adalah kita sudah berusaha sebaik mungkin ketika melahirkan suatu karya." Imbuh Devi.
Sejak menjadi asisten hingga kini seorang Produser, Devi tercatat sudah menghasilkan 20 karya film. Semua produk film yang dihasilkannya mampu menyita perhatian penonton, salah satunya webseries "Tujuh Hari Sebelum 17 Tahun".
"Salah satu karya kami yang cukup sukses diterima publik adalah webseries Tujuh Hari Sebelum 17 Tahun (StroTV, 2021) yang demikian banyak penonton streamingnya sampai membuat server StroTV sempat "jebol", tidak bisa diakses." Ujar Devi menegaskan.