"Jalan hidup seseorang siapa pun tak ada yang tahu. Termasuk ketika seorang yang dulu cuma penarik becak, kini telah memiliki puluhan angkot dan usaha lain, orang lain pasti baru tahu setelahnya. Setelah apa yang dimilikinya terlihat di depan mata."
Sedikitnya ada 30-an unit angkutan kota (angkot) menyesaki sebuah lahan penitipan mobil di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten.
Angkot-angkot dengan trayek Ciledug - Pasar Kebayoran Lama yang terparkir di lahan penitipan mobil itu, ternyata milik seorang pria bernama Triyono.
Penampilan Triyono yang sangat "kampungan" itu, sepintas mengelabui orang. Pasalnya, di balik segala kesederhanaan penampilan, pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah itu sesungguhnya adalah seorang juragan angkot.
Jadi Tukang Tahu KelilingÂ
Kisah juragon angkot yang dulu penarik becak Triyono, berawal ketika dirinya mulai merantau ke daerah Ciledug, Tangerang, Banten, sekitar tahun 1987.
Triyono nekat keluar kampungnya di Tegal, karena dia merasa iba melihat bapaknya yang bekerja keras menafkahi ibu dan dua orang adiknya.
Begitu kuatnya keinginan membantu orangtua, Triyono pergi ke Ciledug dan tak melanjutkan sekolahnya di bangku kelas 5 SD.
"Sebenarnya pas saya merantau bareng teman, itu saya masih sekolah. Tapi saya nekat tinggalkan sekolah. Orangtua sebenarnya keberatan. Tapi kenyataan yang membuat mereka ikhlas melepas saya merantau." Ujar Triyono kepada saya.
Tiba di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten sekitar 1987, Triyono yang masih remaja kala itu, mendapat pekerjaan berjualan tahu keliling.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!