Pada mata pemilik jiwa-jiwa yang berkelana di savana, bulan di atas Bougenville seperti ingin bercumbu rayu.
Aku ada di situ di atas batu di kala waktu yang berlalu lalu menatap tanpa kejap, seperti apa pergumulan itu.
Sedang engkau entah ada di mana dengan bulan yang mungkin saja dibalut awan yang tersaput angin kemudian hilang menjadi malam tanpa satupun bintang memendar cahaya.
Pandangku tertuju pada seinci bulan di atas Bougenville berjubah langit hitam siap melumat kelopak dan hijau daunnya yang sudah bersiap tidur menjemput pagi menanti tetesan embun sebelum sang fajar tiba esok.
Sebelum bulan benar-benar turun mendekat ke arah kelopak-kelopak bunga kertas itu, tanggalkan dulu birahimu yang liar dalam mencari kepuasan kekuasaan di tubuh-tubuh sintal dan molek yang bisa dibeli dengan lembaran uang kertas.
Karena di rumah sedang menunggu perempuan sejati yang bersedia mati demi atas nama cinta yang sebenarnya cinta.
Bulan di atas Bougenville jika engkau benar-benar mencumbunya habislah sudah semesta ini. (23092021)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI