Dalam absurdnya kehidupan ini dimanakah aku meletakan harapan?
Dalam jiwa berjelaga inikah aku mesti berkelana dengan segenap peluh dan keluh?
Ah, lemah sekali diriku
Atau orang lain tak melihat kebisaanku terhadap sesuatu yang mereka kerjakan.
Menyerabut ide atau gagasan lalu aku tuangkan ke atas secarik kertas, itu saja tak mendapat apresiasi.
Apalagi jika aku hanya berkata dengan nada terbata, siapakah aku ini?
Aku menduga apa yang bisa kukerjakan, bagi mereka mudah dikerjakan. Bahkan oleh pencari rongsokan di pinggir-pinggir jalan.
Tak usahlah takut atau kuatir dengan keberadaan seekor domba di tengah luasnya lahan berumput mereka.
Toh hanya seekor domba cuma punya satu mulut dan itu tak akan membuat lahan penuh rumput mereka tercerabut apalagi kering.
Agustus nyaris berakhir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H