Kurikulum Merdeka (IKM) diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. IKM memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
SMK, sebagai salah satu jenjang pendidikan vokasi, menunjukkan antusiasme dan komitmen yang tinggi dalam mengimplementasikan IKM. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya SMK yang mengadakan workshop dan pelatihan untuk guru dan staf terkait implementasi IKM.
Workshop dan Pelatihan IKM di SMK
Workshop dan pelatihan IKM di SMK bertujuan untuk membekali guru dan staf dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menerapkan IKM. Workshop dan pelatihan ini biasanya meliputi:
- Pemahaman tentang IKM: Guru dan staf dibekali dengan pemahaman tentang filosofi, tujuan, dan struktur IKM.
- Pengembangan Capaian Pembelajaran (CP): Guru dilatih dalam mengembangkan CP yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.
- Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL): Guru dilatih dalam menerapkan PjBL sebagai salah satu metode pembelajaran yang diusung IKM.
- Asesmen Formatif dan Sumatif: Guru dilatih dalam melakukan asesmen formatif dan sumatif yang berkelanjutan untuk memantau kemajuan belajar siswa.
Antusiasme dan Komitmen SMK
Antusiasme dan komitmen SMK dalam mengimplementasikan IKM terlihat dari beberapa hal berikut:
- Partisipasi aktif dalam workshop dan pelatihan IKM: Banyak guru dan staf SMK yang secara aktif mengikuti workshop dan pelatihan IKM.
- Pembentukan tim IKM di sekolah: Banyak SMK yang telah membentuk tim IKM yang bertugas untuk mengawal dan mendukung implementasi IKM di sekolah.
- Pengembangan perangkat pembelajaran IKM: Banyak SMK yang telah mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan IKM.
- Implementasi IKM di kelas: Semakin banyak guru yang mulai menerapkan IKM di kelas.
Manfaat Implementasi IKM di SMK
Implementasi IKM di SMK diharapkan dapat membawa manfaat berikut:
- Meningkatkan kualitas pembelajaran: IKM memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK.
- Meningkatkan relevansi lulusan SMK dengan industri: IKM menekankan pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi lulusan SMK dengan industri.
- Meningkatkan karakter siswa: IKM menekankan pada pengembangan karakter siswa, seperti Profil Pelajar Pancasila. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan SMK yang tidak hanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan industri, tetapi juga memiliki karakter yang baik.
Tantangan Implementasi IKM di SMK
Meskipun banyak SMK yang menunjukkan antusiasme dan komitmen dalam mengimplementasikan IKM, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, antara lain:
- Ketersediaan sumber daya: Implementasi IKM membutuhkan sumber daya yang cukup, seperti dana, waktu, dan tenaga.
- Keterampilan guru: Guru perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menerapkan IKM.
- Perubahan mindset: Implementasi IKM membutuhkan perubahan mindset dari semua pihak, baik guru, staf, siswa, maupun orang tua.
Kesimpulan