Tubuh memiliki makna penting bagi manusia. Tubuh tidak hanya bermakna biologis, namun sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Tubuh tidak hanya intrinsik pada identitas personal namun juga sebagai pribadi dalam perjumpaan sosial. Oleh karenanya, kita sangat terbatas dalam memaknai “aku adalah tubuhku”. Bahkan Gabriel Marcel menyatakan bahwa kata “memiliki” tidak dapat secara fundamental diterapkan pada tubuh. Aku tidak dapat mengatakan secara mutlak aku “memiliki” tubuh. Meskipun “tubuhku” dapat dihayati sebagai “diriku”, secara terbatas dapat dimaknai sebagai tubuh organik dan manusiawi. “Organik” karena ada kesamaan dengan organisme hidup lainnya, sebagai salah satu aspek kebertubuhan, dan “manusiawi” karena berpartisipasi dalam segala realisasi pribadi manusia dan pribadi manusia mengekspresikan diri dalam dan melalui tubuh.
Oleh karena faktor sosial, makna tubuh diberikan oleh masyarakat. Foucault menyatakan bahwa tubuh adalah entitas “yang diinvestasikan”, yang mendapat makna spesifik historis dan dibentuk oleh kekuatan sejarah dan kekuasaan. Bordieu menyatakan bahwa tubuh “dimodifikasikan” menjadi modal cultural. Kenyataan sosial ini menggambarkan bahwa dalam konteks sosial “aku tidak memiliki tubuhku”. Hal ini menunjukkan seakan-akan tubuh hanay dilihat dari sudut konstruksionisme, seolah-olah tidak ada tubuh biologis, dimana “aku memiliki tubuhku”. “Aku memiliki tubuhku” sebagai tubuh alami. Tubuh memiliki makna manusiawi sebagai tempat utama dalam berekspresi persona. Tubuh sebagai kehadiran ketika berhadapan dengan seseorang. Dalam kerangka komunikasi tubuh berfungsi sebagai bahasa, dimana ketelanjangan wajah mengekspresikan kesamaan manusia. Dalam wajah terdapat identitas manusia (Levinas). Tubuh juga berperan sebagai prinsip instrumentalitas, yang perlu dilatih dan dikembangkan kemampuannya, terutama dalam kemampuan terhadap pelayanan kepada yang lain. Dalam makna tersebut “aku memiliki tubuhku”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H