Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia - AS Ribut Soal CPO

6 Februari 2012   02:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13284965621271748900

[caption id="attachment_168661" align="alignnone" width="300" caption="Sawit Indonesia. (ilustrasi)"][/caption] Ekspor minyak sawit Indonesia saat ini sedang terganggu oleh penolakan Amerika Serikat. Negara Paman Sam itu menuduh crude palm oil (CPO) dari Indonesia tidak ramah lingkungan. AS menolak produk kelapa sawit Indonesia setelah menerima pengaduan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) yang menyebut biofuel dari kelapa sawit Indonesia tidak memenuhi ketentuan keamanan emisi yang dipatok minimal 25%. Sejak tgl 28 Januari, pemerintah Amerika Serikat (AS) menolak memakai crude palm oil (CPO) dari Indonesia dengan alasan CPO Indonesia tersebut. Indonesia tentu saja keberatan dengan tuduhan tersebut. Menteri Perdagangan Gita Wirjawan telah mengundang asosiasi persawitan serta pengusaha sawit Indonesia untuk menyusun bantahan Negara Adidaya tersebut. Entah yang mana yang benar dari persengketaan tersebut. Tuduhan AS tidak mendasar karena tidak disertai bukti-bukti hasil uji laboratorium, sementara bantahan dari pihak Indonesia juga tampaknya hanya sebatas bantahan lisan dan tulisan saja. Yang jelas, akibat penolakan AS tersebut ada "sedikit" geger di dunia usaha ekspor CPO Indonesia walau berusaha ditutup-tutupi dengan dalih nilai ekspor ke AS tidak seberapa dibanding ke Eropa. Yang tidak bias dipungiri adalah dampak penolakan AS tersebut bisa mempengaruhi ekspor CPO Indonesia ke Eropa. Pengusaha dan Pejabat Indonesia bersikap malu-malu kucing (pura-pura tidak butuh) terhadap perdagangan CPO ke AS. Di satu sisi pihak asosiasi dan pengusaha mengatakan penjualan CPO ke AS relative kecil. Tapi, di sisi lain menampakkan sikap "kebakaran jenggot", ini dilihat dari betapa sibuknya menteri perdagangan dan para pengusaha serta asosiasi menyiapkan surat bantahan. Simak saja ucapan Tofan Mahdi, Head of Public Relation PT Astra Agro Lestari TBK (AALI), yang mengatakan, penolakan pemakaian CPO oleh AS itu tidak akan mempengaruhi bisnis kelapa sawit di Indonesia. "Namun secara pencitraan,itu cukup berpengaruh," kata Tofan, kemarin (30/1). "Penjualan kami relatif kecil untuk pasar ekspor ke Amerika," kata Tofan di Jakarta. Berdasaran data Gapki, pasar ekspor CPO ke AS hanya mencapai 62 ribu ton CPO, dengan nilai ekspor sekitar 68,2 juta dolar AS. Total produksi minyak kelapa sawit Indonesia tercatat sebesar 23,5 juta ton dengan nilai ekspor mencapai 16,5 juta ton sepanjang 2011.CPO Indonesia terbanyak diekspor ke Eropa, India, Cina dan Timur Tengah. Kalangan DPR memberikan reaksi. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Erik Satrya Wardhana, mendesak pemerintah segera mengkaji persyaratan yang diajukan pihak Amerika. Erik menenggarai AS menggunakan isu lingkungan yang tidak relevan untuk memproteksi pengusaha dan pasar lokal mereka. Apalagi, negeri AS adalah produsen minyak nabati non-sawit yang produktivitas dan daya saingnya jauh lebih rendah dibanding minyak sawit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun