Kita sering mendengar kata "karya" atau "berkarya". Bahkan, orantua pun ketika memberi nasihat juga sering mengatakan hal yang sama.
Mengucapkan kata "karya" atau "berkarya" sambil membayangkan kita melakukan sesuatu kemudian berhasil...wah, terasa betapa indah dan menyenangkan.
Apalagi bila yang kita bayangkan itu betul-betul menjadi kenyataan, tentu akan berkali lipat bahagianya.
Oleh karena itu ketika seseorang berhasil membuahkan satu karya, maka dia akan terpacu untuk membuat karya lainnya. Terus dan terus begitu.
Itulah yang dialami Feri Noperman, seorang dosen di Fakultas PGSD Universitas Bengkulu. Dia mengalami keranjingan berkarya.Â
Feri Nopetman keranjingan menulis. Dia mulai menulis sejak masih kuliah. Aktivitas menulis dilakukannya di sela-sela kegiatan kampus.
Dia mengawali kebiasaan menulis dengan membuat cerpen. Cerpen pertama disusul yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Tak puas menulis cerpen, dia pun memupuk talentanya dengan menulis novel. Novel pun kelar.
Setelah itu dia pun merambah membuat karya ilmiah. Salah satu karya ilmiahnya diterbitkan sebuah jurnal internasional dan terindeks di database Scopus.
Tak sampai di situ, dia yang menguasai bidang studi IPA itu kemudian mengadu peruntungan dengan menulis buku ber-gendre sains dan teknologi.
Tak lama terbitlah sebuah buku berjudul "Pendidikan Sains & Teknologi", Transformasi Sepanjang Masa untuk Kemajuan Peradaban.