Dengan logika yang jugngkir balik, serta pengetahuan yang tidak sampai 1/milyar tai kuku, saya memberanikan diri menulis tulisan ini, sungguh bukan ingin membantah mereka, tetapi saya merasa terpanggil untuk menyuarakan apa yang seketika berkelebat di pikiran. Tidak mewakili siapa-siapa, tetapi hanya mewakili diri sendiri sebagai anak bangsa yang tidak punya kontribusi apa-apa di negeri ini dibandingkan mereka yang sudah banyak melakukan hal positif. Biarlah saya muka tembok menyangkal mereka yang masih asyik berteriak akan revolusi, pengunduran diri atau apapun namanya.
Lepas dari setuju atau tidaknya saya terhadap bapak presiden kita, yang tetap saya hormati sebagai pemimpin negara. Sebagai warga negara yang tidak jelas, saya pun pernah mengkritik bapak presiden meski hanya melalui tulisan fiksi atau tulisan abal-abal atau apapun namanya. Saya sejuta yakin kalau kritik tersebut tidak sampai kepada bapak presiden, jangankan bapak presiden, di baca di kompasiana saja syukur-syukur.
Makin banyak saja opini yang mengarah kepada permintaan mundur terhadap bapak presiden, sungguh kali ini saya tidak setuju, bukan karena merestui cara kepemimpinan seorang SBY, bukan! Tetapi perlu di ingat mundurnya seorang presiden tidak serta merta akan memperbaiki keadaan yang ada, yakin itu.
Mari kita tengok di tahun 1998 ketika desakan mundur terhadap Suharto begitu deras mengalir, apa hasilnya? Kebebasan menjadi kebablasan, kita menjadi kembali menjadi pengimpor pangan dls. Tanya rakyat kecil, mereka masih senang disaat Suharto memimpin bangsa ini, ketimbang kondisi yang ada saat ini.
Jangan-jangan kita terprovokasi terhadap kepentingan segelintir oknum baik yang memiliki ambisi kekuasaan atau oknum-oknum yang tidak ingin melihat bangsa ini tentram, damai dan lain-lain.
Kalaupun misalnya mundur, adakah jaminan kondisi bangsa ini langsung membaik, yakinkah Anda? Jangan-jangan justru terperosok dalam lubang yang lebih dalam, lalu siapa yang akan mengantikan? langkah-langkah apa yang di lakukan. Kita tau bersama bahwa problem bangsa ini seperti lingkaran setan. Sekiranya mundur, lalu kondisi bangsa ini justru memburuk, bersediakah di anggap Provokator?
Yakinkah, bahwa yang suka berteriak itu bukan maling, ah makin banyak saja manusia yang sok suci, merasa yakin, entahlah mereka sudah melakukan apa?
Kalau kegalauan itu sudah begitu menyiksa batin, bersabarlah, tidak ada perjuangan tanpa ujian, jangan seperti mereka yang putus asa lalu berteriak revolusi-revolusi, padahal apa yang sudah mereka lakukan. selain mereka berteriak-teriak. kalau sudah di sumbat mulutnya langsung diam. Meski tidak semua,
Pemilu tinggal dua tahun lagi, yakinkah dengan mundurnya Presiden, bangsa ini langsung membaik? Ingat proses transisi butuh pengorbanan yang berlipat, dan tidak ada jaminan kondisi bangsa akan langsung membaik. Tahukan problem bangsa ini seperti.
Mari terus mengkritik bapak presiden, seraya dan menekan agar beliau merubah kebijakan-kebijakannya yang tak berpihak kepada rakyat kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H