Mohon tunggu...
Sang Sing Sung
Sang Sing Sung Mohon Tunggu... -

Apa yang harus kutulis bila kita hanya bersandiwara...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Telunjuk itu Menyulut Perang, Pelajaran dari Kasus Siram Air Teh

1 Juli 2013   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hangat menjadi perbincangan beberapa hari belakangan, Munarman menyiramkan secangkir teh manis ke muka Prof.  Thamrin Amal Tomagola. Saking manisnya air teh itu hingga membuat penduduk dunia maya yang manis-manis ikut manas-manasin kejadian ini.  Jadilah hal ini menjadi berita hangat dari teh yang tadi hangat itu...

Ihwal dari tersiramnya Prof itu adalah adalah memotong kata-kata dan main tunjuk. Dalam budaya timur memotong pembicaraan adalah sesuatu yang tak elok bahkan tak etis, kalau sudah main tunjuk lebih parah lagi itu berakibat pada tegang, bahkan perkelahian.

Saya bisa memahami tindakan Munarman yang tak menyesal dengan tindakannya tersebut meski tak membenarkan apa yang telah di ambilnya, dalam bahasa verbal dalam sebuah kumpulan di mana pembicaraan menegang, menunjuk berarti menantang. kata Munarman 'loh nantang gua, ini bagianmu", gitu kira-kira menerjemahkan sikap Munarman pasca di tunjuk dan di potong pembicaraannya.

Yang lebih menarik lagi reaksi kita-kita yang menyoroti kasus ini dari berbagai sudut pandang, ada menghakimi si Munarman tanpa jernih melihat sebab musababnya, meski masih banyak yang objectif melihat kasus ini secara jernih.  Reaksi dunia maya cenderung menghakimi si Munarman yang mengerti hukum.

Munarman tak  takut dengan segala resikonya atas tindakan yang di ambilnya. Saya rasa Munarman sudah mengkalkulasi sikap yang di ambilnya.  Yang patut di cermati bagaimana sikap Prof Thamrin pasca penyiraman tersebut, ia tidak akan melaporkan kejadian ini kepihak yang berwenang. Menjadi pertanyaan mengapa pak Prof tidak melaporkan tindakan tak terpuji ini? Sebagai dosen Sosiologi saya rasa beliaupun sudah mengkalkusi keputusan yang di ambilnya, ya menyerahkan kepada publik untuk menilainya. Kecenderungan publik adalah menilai betapa kejinya tindakan Munarman sehingga Munarman menjadi sasaran hujatan 1 minggu belakangan.

Ke-duanya sudah mengkalkusi sikap yang di ambil pasca kejadian tersebut... Pak munarwan seorang pengacara handal, dan Prof Thamrin pakar sosialogi... bagaimana dengan kita? semoga damai sajalah...

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun