Siapa sangka, surga tersembunyi di Kalimantan Timur segera menjadi panggung bagi para penikmat olahraga lari dari seluruh penjuru dunia. Kompetisi massal ini akan menjadi yang perdana di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Pulau yang terkenal akan keindahan bawah lautnya itu mendapat momennya untuk menjadi primadona komunitas dunia melalui ajang kegiatan fisik yang tengah tren tersebut. Baik pelari lokal, nasional, mupun mancanegara dapat mengikuti acara yang dinamakan Maratua Run 2025 itu nanti.
Kadangkala, Pulau Maratua disebut juga sebagai bagian dari Kepulauan Derawan. Hal ini dikarenakan pulau tersebut termasuk dalam gugusan Kepulauan Derawan yang memiliki banyak spot aktivitas menyelam di atas permukaan air laut.
Jumlah pulau yang pasti di Kepulauan Derawan sebenarnya agak sulit ditentukan karena bisa berubah seiring waktu akibat dinamika alam. Namun, secara umum, diperkirakan ada sekitar 31 pulau di Kepulauan Derawan, termasuk beberapa gosong dan atol.
Ajang lari internasional yang hadir di tahun 2025 nanti menjadi sebuah perpaduan sempurna antara olahraga dan aktivitas menikmati surga tersembunyi di Kalimantan Timur. Dengan rute yang dirancang khusus, peserta tidak hanya merasakan sensasi berlari yang berbeda, tetapi juga pengalaman tak terlupakan menjelajahi pulau eksotis ini.
Meski terkenal indah, pemilihan Maratua tidak terlepas dari keberadaannya di Kabupaten Berau yang masuk daerah wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Pejabat (PJ) Gubernur Akmal Malik memiliki tujuan memperkenalkan Pulau Maratua sebagai kawasan wisata premium.
"Ini akan menjadi benchmarking bagi daerah lain. Ini kita laksanakan di daerah remote. Selepas Maratua, bisa kita laksanakan di daerah lain," ujarnya usai memimpin rapat  persiapan pelaksanaan Maratua Run 2025 di VIP Room Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Senin 30 Desember 2024.
Selain itu, pemerintah daerah tengah gencar mempromosikan Pulau Maratua sebagai destinasi wisata unggulan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong peningkatan frekuensi penerbangan ke pulau tersebut.
Akmal Malik menyampaikan bahwa penyelenggaraan berbagai acara berskala besar, baik nasional maupun internasional, diyakini dapat menjadi katalisator bagi maskapai penerbangan untuk membuka rute penerbangan reguler. Saat ini, penerbangan ke Maratua masih didominasi oleh penerbangan bersubsidi pemerintah.