Kondisi Kabupaten Mahakam Ulu (Mahalu), Kalimantan Timur, mulai berangsur membaik semenjak diterjang banjir pada Senin (13/5) lalu. Dilansir dari situs Badan Penanggulangan Bencana (BPBD), 28 kampung yang terletak di lima kecamatan, seperti Long Apari, Long Pahanggai, Long Bangun, Laham, serta Long Hubung, terdampak atas kejadian itu.
Banjir yang terjadi selama empat hari lamanya berketinggian hingga mencapai lima meter. Selain rmerendam rumah warga, fasilitas umum, dan rumah-rumah ibadah lainnya, sebanyak 12 gedung pemerintahan mengalami nasib serupa. Hal ini mengakibatkan 200 orang masih mengungsi di Posko Tanggap Darurat yang berada di Ibu kota.
Dari hasil peninjauan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, kondisi di kabupaten dengan Ibu Kota Ujoh Bilang itu terganggu karena beberapa infrastruktur dasar seperti listrik mati dan air bersih juga sangat sulit. Selain itu, 10 unit SMP, 24 unit SD dan 42 unit TK yang terendam dan tidak bisa beroperasi. Padahal dalam waktu dekat akan dilakukan ujian.
Diakui oleh Agus Darmawan, Kepala BPBD Mahakam Ulu, kemarin itu hujan disertai petir serta angin kencang mengakibatkan banjir tahunan kali ini menjadi yang terparah sepanjang sejarah. Senada dengan itu, pantauan BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang terjadi masuk dalam kategori sangat lebat karena mencapai 108,5 milimeter.
Untuk itu, Kapolda Kaltim Irjen Pol Nanang Avianto, Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud, beserta Pj Gubernur Akmal Malik meninjau kondisi wilayah terdampak menggunakan helikopter. Hasil pantauan udara menunjukkan bahwa luapan air Sungai Boh sepanjang Malaysia dan Kaltara turut berkontribusi atas banjir yang terjadi.
"Kenaikan debit Sungai Mahakam sesungguhnya tidak terlalu signifikan. Yang terjadi justru meluapnya Sungai Boh dari Malaysia dan Kaltara yang sangat signifikan", ungkap Akmal.
Meski banjir kerap terjadi tiap tahun, diakui warga memang kenaikan debit air Sungai Mahakam biasanya tidak sebesar yang mereka rasakan tahun ini. Limpahan Sungai Ulu Mahakam dan air kiriman Sungai Boh Malinau luput dari prediksi masyarakat sehingga tidak siap menghadapi besarnya debit air yang masuk ke lingkungan tempat tinggal mereka.
Tingkat kerusakan yang dibawa oleh terjangan banjir tahun ini turut meningkat. Pemprov Kaltim mengerahkan segenap komponen internal, mulai dari tim Dinas Sosial, BPBD, Dinas ESDM dan berkolaborasi dengan instansi terkait di daerah dan pusat serta TNI/Polri dan organisasi/komunitas Relawan, untuk penanganan korban banjir Mahulu ini.
Sejumlah bantuan sembako, obat-obatan dan perlengkapan lain yang dibutuhkan warga diupayakan melalui koordinasi dengan berbagai instansi terkait di pusat dan daerah, komunitas, TNI/Polri. Sejumlah relawan pun telah diterjunkan ke Mahulu.
Pemprov Kaltim PJ Gubernur Kaltim juga menghimbau kepada seluruh pengusaha di Kaltim turut memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Akmal menilai secara umum  bantuan terus mengalir baik dari kalangan pemerintahan maupun swasta. Bantuan logistik, kebutuhan makan dan air bersih menjadi hal prioritas, termasuk tenda. Untuk paket sembako jumlahnya akan terus bertambah. Tercatat, telah disiapkan sekitar 10 ribu paket. Â
"Untuk penanganan korban bencana banjir ini, kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak. Termasuk pembiayaan dari yang bersumber dari APBD dan PBN. Total bantuan senilai Rp273,37 juta", sebut Akmal.