Menariknya lagi, sebagaimana keterangan petugas yang berjaga di sana, stasiun Batutulis dan Stasiun Bogor sama-sama berdiri pada tahun 1881. Tetapi sebetulnya, stasiun Bogor pertama dibuka untuk umum pada tanggal 31 Januari 1873. Perusahaan Staatspoorwegen (SS) membangun stasiun Buitenzorg (Bogor) yang kedua pada tahun 1881, dan berdiri hingga sekarang.
Lokasi
Semasa kolonial Belanda, Batutulis masuk dalam wilayah Batavia Selatan. Namun kini, Batutulis masuk dalam wilayah Kota Bogor. Stasiunnya beralamat lengkap di jalan Cipaku. Posisinya berada pada ketinggian +299 meter dari atas permukaan laut.
Masih sama-sama berada di kota hujan, Stasiun Bogor berada di ketinggian +246 meter dari atas permukaan laut. Stasiun tersebut memiliki 2 (dua) pintu dengan alamat berbeda.
Pintu timur stasiun Bogor berada di Jl. Nyi Raja Permas. Sedangkan pintu baratnya berada di Jl. Mayor Oking, Cibogor, Bogor Tengah, Jawa Barat.
Klasifikasi Stasiun
Secara kelasnya, Stasiun Batutulis berfungsi sebagai transit jarak dekat, atau yang disebut sebagai stasiun kecil kelas III. Sedangkan Stasiun Bogor berfungsi untuk keperluan langsir dengan kelengkapan penyimpanan lokomotif dan gerbong kereta.
Oleh karenanya, stasiun Batutulis hanya memiliki dua jalur kereta sebagai stasiun kelas kecil. Dibandingkan dengan stasiun Bogor tentu sangat berbeda karena memiliki 8 (delapan) jalur sebagai stasiun kelas besar.
Layanan Kereta
Stasiun kereta api Batutulis pernah melayani kereta api Bumi Geulis, sebagai kereta komuter bisnis. Lalu kemudian, berganti melayani kereta api Pangrangi eksekutif -- ekonomi AC Â dengan tujuan Bogor ke Sukabumi, yang siap berangkat 3 (tiga) kali sehari.
Begitupun stasiun Bogor yang juga melayani kereta api Pangrango. Disamping itu, stasiun ini melayani KRL commuter line dari Bogor ke Jakarta Kota, yang siap berangkat tiap 30 menit atau bahkan kurang dari itu.