1001 cerita tentang mudik di Indonesia tidak pernah ada habisnya. Apalagi, para pendatang di kota-kota besar mendapat kemudahan melaksanakan tradisi tahunan tersebut oleh pemerintah. Euforia pun menggema hebat hingga jumlah pemudik meningkat berkali-kali lipat dari tahun 2019 sebelumnya.
6,3 juta orang tercatat melakukan mudik hingga di hari kedua lebaran tahun ini. Didalamnya terdapat kisah-kisah menarik.Â
Mulai dari kejadian-kejadian lucu nan remeh di tengah perjalanan, bule yang ikut terjebak kemacetan di jalur Pantura, pengalaman-pengalaman fantastis di lokasi wisata yang mewarnai kisah kepulangan para pelancong, hingga arus balik yang begitu dramatis. Namun satu hal yang tidak pernah berubah, silaturahmi kali ini tetap berkesan.
Dibalik sebagian orang yang meluapkan rasa bahagia berlebaran bersama keluarga di kampung, ada yang tetap menjaga kondisi kesehatan keluarga mereka dengan memanfaatkan internet stabil. Saling menyapa di layar gadget, dan saling memaafkan. Dengan demikian, internet tampak menyatukan Indonesia melalui temu kangen virtual yang terjadi.
Silaturahmi merupakan serapan kata dalam bahasa Arab ke Indonesia. Secara bahasa, silaturahmi berarti menjalin kekerabatan. Sedangkan secara agama, merupakan upaya menyambung sesuatu yang putus. Hal ini sebagaimana hadits,
"Bukanlah bersilaturahmi orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturahmi adalah yang menyambung apa yang putus." (HR. Bukhari).
Meski teknologi memfasilitasi adanya bentuk silaturahmi tanpa batas, warga Indonesia tetap menjadikan pertemuan langsung ketimbang pertemuan virtual. Akan tetapi, apapun pilihannya, mau bertatapan langsung atau melalui kehandalan internet menyatukan Indonesia, keutamaan menyambung tali silaturahim tidak pernah pernah berubah. Diantaranya adalah,
1. Merekatkan Tali Persaudaraan
Tali persaudaraan itu luas maknanya. Bisa dalam lingkup kebangsaan, keagamaan, antarras dan agama, bahkan kemanusiaan.
Sedangkan makna dari merekat tali persaudaraan adalah menyatukan kekerabatan diantara manusia. Dari yang tidak kenal menjadi kenal, dari yang bermasalah menjadi harmonis, dan lain sebagainya.Â
Manusia sebagai mahluk sosial tidak pernah terlepas dari masalah. Baik disadari ataupun tidak, konflik selalu saja terjadi. Belum lagi jauhnya jarak mampu menjadikan kekerabatan di antara anak adam mulai memudar.