Lalu yang kedua, bagaimana respon perusahaan ketika banyak pelanggan mengeluh atas gangguan infrastruktur tersebut?
Terakhir, kompensasi apa yang diberikan pihak penyelenggara layanan internet kepada pelanggannya ketika infrastruktur mereka menghadapi masalah?
Pada dasarnya, perusahaan jasa tidak seratus persen terlepas dari masalah. Oleh karenanya, Ketiga faktor tersebut menjadi ukuran yang paling pas ketika seseorang hendak membanding-bandingkan dua penyelenggara layanan, khususnya internet dengan model infrastruktur yang sama.
Mengajak pelanggan si merah berpindah ke biru di tengah gangguan massal layanan jelas masuk kategori provokasi, karena tidak memiliki data yang sesuai untuk disajikan. Si pemberi komentar hanya memanfaatkan kondisi yang terjadi untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Istilah yang dibawa komentator di atas memang tidak terlalu jelas untuk dipahami. Namun yang pasti, "merah" yang disebutnya adalah pemilik layanan internet dari perusahaan pelat merah, sedangkan "biru" adalah sang kompetitor.
Padahal, fakta perbaikan di lapangan saat perbaikan kabel jaringan di bawah laut tidak semudah yang kita bayangkan. Ada begitu banyak sumber daya yang musti dikerahkan hingga layanan internet sepenuhnya pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H