Bayangkan: uang yang dahulu mesti dibawa berkarung-karung atau berkoper-koper kini bisa dibawa ke mana saja, di mana saja hanya dengan kotak seukuran genggaman tangan!
Evolusi di bidang keuangan ini disebut sebagai cashless. Orang tak perlu lagi disebut berduit dengan memperlihatkan fisik uangnya. Layar monitor gadget yang akan mendeskripsikan jumlah duit milik kita.
Namun, duit yang tak lagi perlu dirasakan sentuhan tangan itu menjadikan manusia makin konsumtif. Mereka bisa menemukan barang atau layanan jasa yang diinginkan karena teknologi kominfo. Dengan bantuan digital, mereka bisa menghabiskan uangnya demi pemuasaan hasrat. Inilah permasalahan sesungguhnya dari kepemilikan uang 'zaman now'.
Alamiahnya, manusia adalah makhluk yang suka menghabis-habiskan uang (spend).
Hasrat manusia tiada pernah habis. Manusia cenderung lebih suka hidup nyaman; makan kenyang, tidur pulas, duit tumbuh sendiri di pohon (tinggal petik, deh).
Rasa nyaman itu yang biasa menghinggapi ego kita. Ego dalam diri ini yang menjadi raja dan memerintah kaki dan tangan agar memenuhi standar gaya hidup milik yang tanpa sadar belum pantas dimiliki. Maka tidak salah jika manusia disebut makhluk egois.
Untuk itu dunia diciptakan dengan perencanaan. Tuhan Maha Adil. Manajemen perencanaan menjadi solusi bagi manusia untuk menekan ego.
Tuhan memang menciptakan manusia dengan hasrat tanpa batas. Tetapi Tuhan juga membekali mereka dengan kecerdasan finansial agar manusia belajar dan tercipta keseimbangan dalam hidup.
Apa itu kecerdasan finansial?
Kecerdasan finansial adalah bakat yang dimiliki manusia untuk memprediksi dan mengatur pengeluaran hartanya untuk pemenuhan hidup.
1.Kecerdasan menghasilkan uang. Ini adalah konsekuensi logis di mana interaksi sosial menjadikan tiap orang mampu menghasilkan uang sendiri dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain.