Venue berada dekat dengan lapangan Blok. S, Jakarta Selatan. Pagi hari itu, transportasi umum yang melintasi jalan Senopati hingga jalan Suryo sama sekali tak terlihat. Saya pun berjalan sejauh 2 km menuju Crematology Coffee Roasters dari Halte Busway Bunderan Senayan.
Kenapa sedemikian niatnya saya ke sana? Karena kegiatan ini  membahas seputar urgensi menghindari terjadinya kecelakaan akibat arus listrik. Konsep kegiatan berupa edukasi dan pengenalan produk. Di dalam undangan juga mencantumkan kegiatan games menarik dan makan siang. Semua itu diprakarsai oleh Schneider Electric.Schneider Electric adalah perusahaan global yang spesialis membidangi manajemen energi dan otomatisasi. Awal kelahirannya adalah di tengah-tengah terjadinya revolusi industri di abad 19. Kala itu, Schneider bersaudara membeli sebuah pabrik bernama Le Creusot dan memulai usahanya di bidang baja dan industri mesin, seperti pembuatan rel kereta, peralatan kapal, dan industri berat lainnya. Dua tahun kemudian, Eugene dan Adolphe Schneider mengganti nama perusahannya dengan Schneider & Cie.
Seiring perkembangan zaman, pada bulan Mei tahun 1999, Grup Schneider mengubah namanya menjadi Schneider Electric. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut fokus membidangi energi kelistrikan. Schneider Electric kini dipimpin oleh Jean-Pascal Tricoire. Pada Oktober 2008, perusahaannya yang ada di Kanada mendapat penghargaan sebagai salah satu tempat kerja terbaik oleh Mediacorp Canada Inc.
Sepanjang 45 menit inti kegiatan, peserta dari Kompasiana dibimbing oleh Rino Nainggolan, perwakilan dari Schneider Electric. Beliau menjelaskan betapa masyarakat Indonesia kurang memperhatikan keselamatan dalam pemasangan listrik. Lebih parahnya lagi, kabel listrik pun dijadikan sarana menjemur pakaian yang basah. Mengerikan sekali.
Namun yang paling utama terjadi adalah pemakaian Listrik Rumah yang berlebih dari kapasitas yang dimiliki. Semisal, kapasitas daya di rumah 2200 volt, namun penghuni rumah tersebut menggunakan berlapis-lapis colokan. Hal itu dapat menyebabkan perangkat sambungan listrik memanas, akhirnya meleleh dan terjadilah percikan api hingga terjadi kebakaran.
Di bagian berikutnya, Rino Nainggolan memaparkan kecelakaan akibat kesetrum listrik. Untuk mencegahnya, sebaiknya penghuni rumah terlebih dahulu mengecek stop-kontak yang terdapat di dinding rumah. Perhatikan apakah dinding mulai lembab atau tidak? Atau saat ingin menggunakan perangkat listrik perhatikan apakah bagian tubuh yang berkontak langsung dengannya dalam kondisi basah atau tidak. Hal ini karena air memiliki kandungan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ke seluruh tubuh. Jika hal itu terjadi, dapat mengakibatkan berhentinya kerja jantung pada level tertentu.
Teknis pemasangan RCBO pun mudah. Cukup dipasang di beberapa area yang memiliki kemungkinan besar terjadinya kontak langsung antara penghuni rumah dengan arus listrik, atau pilihlah bagian rumah yang memiliki kelembaban tinggi macam kamar mandi. Percikan air di kamar mandi juga berpotensi besar terjadinya arus pendek listrik di rumah.Â
Pada dasarnya, tiap pemilik rumah punya bagian-bagian tersendiri yang dominan penggunaan listriknya. Disarankan, RCBO Slim Domae di pasang dekat pada bagian-bagian tersebut.
Akhir kata, masalah keselamatan dalam hal kelistrikan adalah tanggung jawab warga bukan pemerintah semata. Musti diingat loh, negara kita punya Undang-Undang nomor 30 tahun 2009 yang mengatur semua hal tentang kelistrikan. Di pasal 29 dijelaskan bahwa pemerintah memang wajib mendistribusikan energi listrik ke seluruh warga Indonesia. Tetapi di pasal berikutnya, warga punya kewajiban menjaga energi tersebut agar aman dan selamat dalam pemakainnya.
So, be wise and be aware ya, segenap warga Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H