Nur Anani M Irmanatau yang lebih dikenal sebagai Nani Topeng Losari, adalah penari topeng generasi ketujuh. Dia adalah cucu Ibu Dewi Sawitri, maestro tari Topeng Losari.
Nani dikenal selalu menari dengan mata tertutup dan tidak pernah peduli dengan jumlah penonton Hal ini dikarenakan tarian topeng Losari memiliki filosofi yang begitu mendalam, di mana penari menarikan gerakannya sebagai bentuk doa kepada Tuhan, Bumi, dan tubuh, sehingga ia tak mempedulikan jumlah serta persepsi orang sekitar.
Tari Topeng Losari memiliki karakteristik yang berbeda dengan gaya tari topeng Cirebon lainnya, dari hal latar belakang, karakterisasi, koreografi, fashion, ekspresi wajah topeng, musik serta prosedur presentasi.Â
Tari Topeng Losari memiliki tiga ciri khas diantaranya Galeyong, Naga Seser dan Gantung Sikil (menyerupai sikap Kathakali di India dan sikap Hanging Leg sangat mirip dengan kaki patung dewa Siwa sebagai Nataraja dari India), yang membutuhkan penari yang menunjukkan telapak kakinya ke samping
Di pagelaran Europalia Arts Festival Indonesia yang akan diadakan di Belgia, Nani Topeng Losari akan menari bersama Rianto, direktur artistik Dewandaru Dance Company di Tokyo, Jepang, pada tanggal 22 November 2017 besok, waktu setempat.Â
Rianto belajar menari di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan secara intensif menggeluti tarian Lengger dari Banyumas sejak usia dini. Kini, ia tinggal di Tokyo demi mengembangkan praktik koreografi yang berbeda, meski tetap bertahan dari tradisi yang dia sayangi. Ia telah tampil bersama koreografer tersohor, termasuk Akiko Kitamura (Jepang), Sen Hea Ha (Korea), dan Chen Shi Zheng (China).
Tarian Medium yang akan dibawakannya besok di Belgia adalah gerak perjalanan tubuhnya. Tarian ini adalah gerakan tanpa narasi. Menurut Rianto, konsep tarian ini adalah tarian "di antara": antara laki-laki dan perempuan, antara sadar dan tanpa sadar.
Europalia adalah festival budaya internasional yang pertama kali diselenggarakan di Brussels pada tahun 1969 serta telah diikuti oleh banyak negara di dunia.Â
Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang ditunjuk untuk menjadi negara tamu di Europalia Arts Festival. Dalam pagelaran yang berlangsung selama empat bulan mulai dari 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018, Indonesia menampilkan teater, tari, musik, sastra literasi, film, seni pertunjukkan, dan gastronomi.Â
Bersama dengan delegasi Indonesia, Europalia menjadi wadah yang dipersembahkan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia pada ajang yang menampilkan seni budaya tradisional dan kontemporer. Indonesia akan mengusung tema bertajuk 'Rampai Indonesia' pada pertunjukkan seni dan budaya negeri. 'Rampai Indonesia' akan menampilkan pameran maupun pertunjukan di beberapa kota di Belgia dan 6 (enam) negara Eropa lainnya yaitu Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Polandia.