PACITAN - Berangkat dari rasa prihatin atas keluh kesah dari masyarakat yang sangat bergantung dengan pupuk kimia subsidi dengan harganya yang semakin naik akibat pasokan yang menipis, mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang tergabung dalam kelompok 343 desa Sidomulyo kecamatan Kebonagung Pacitan melaksanakan program kerja penyuluhan dan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) serta Mikroorganisme Lokal (MOL).Â
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu 10 Agustus 2022 yang bertempat di balai desa Sidomulyo dan bekerja sama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kebonagung sebagai pemateri.
Acara dibuka dengan sambutan oleh ketua kelompok yaitu saudara Danang Wijaya Handoko Putra yang menyampaikan mengenai tujuan diadakannya kegiatan penyuluhan dan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) serta Mikroorganisme Lokal (MOL).Â
Sambutan dilanjutkan oleh bapak kepala desa Makrus Ali, S.H. mengenai ucapan terima kasih telah diadakan kegiatan penyuluhan serta berharap seluruh petani yang hadir dapat menerapkan ilmu yang telah diberikan pembicara.Â
Sambutan terakhir disampaikan oleh bapak Budi ... selaku Koordinator BPP Kebonagung mengenai permasalahan penggunaan pupuk kimia dan pentingnya beralih menggunakan pupuk organik cair dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan di daerah sekitar.
"Kami bekerja sama dengan BPP Kebonagung mulai dari berkonsultasi mengenai bahan-bahan yang perlu kami persiapkan hingga meminta kesediaan dari pihak BPP untuk menjadi pemateri dalam praktek pembuatan POC dan MOL" tutur Dita selaku penanggung jawab praktik pembuatan POC.
"Dari pihak BPP telah memberikan daftar bahan baku pembuatan POC dan MOL, selanjutnya dari daftar bahan tersebut kami memilih bahan-bahan yang banyak ditemui oleh masyarakat Sidomulyo dengan harapan pembuatan POC dan MOL dapat dilanjutkan secara mandiri oleh masyarakat" jelas Samsul selaku penanggung jawab praktek pembuatan MOL.
"Untuk membuat POC harus ada bahan sumber Nitrogen, Phosfor, dan Kalium serta tambahan EM4 sebagai sumber bakteri serta tetes tebu dan bekatul jadi sumber energi bakterinya" penjelasan Bapak Ir Agus Suryadi. Bahan urin kambing menjadi sumber nitrogen, sabut kelapa menjadi sumber kalium, dan bonggol pisang menjadi sumber phosfor.
"MOL berisi mikroba pengurai yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik atau kompos tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk karena juga mengandung banyak ZPT hasil fermentasi mikroba" jelas Bapak M. Basori, S.P. Bonggol pisang mengandung banyak mikroba seperti Acetobacter, Aspergillus, Azotobacter, dan mikroba lainnya yang bertindak sebagai pengurai unsur hara.
"Besar harapan kami, setelah kegiatan ini dapat diteruskan oleh masyarakat sehingga mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia" tuntas Danang selaku ketua KKN.Â