Surga Itu Bernama Danau Hiuka

Sekilas Danau Hiuka

Sulawesi Tenggara tidak hanya dikenal sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia, tetapi juga menyimpan keindahan alam yang memesona dan belum banyak terjamah. Mulai pantai-pantai eksotis dengan pasir putih dan air lautnya yang jernih, terumbu karang dan biota lautnya yang menakjubkan hingga hutan hujan tropisnya yang hijau dan kaya akan keanekaragaman hayati.

Salah satu lokasi yang belum terjamah adalah Danau Hiuka. Danau Hiuka merupakan sebuah lembah yang terletak di sebelah Selatan kawasan karst terbesar di daratan Sulawesi Tenggara yaitu Pegunungan Matarombeo. Danau hiuka merupakan danau temporer yang terbentuk pada lansekap karst yang sangat unik. Keunikannya pertama yaitu danau ini akan mengering pada musim penghujan, dan sebaliknya akan meluap pada musim kemarau. Kedua, di wilayah inti dari danau ini setidaknya hingga saat ini tulisan ini dibuat hanya ditemukan satu jenis ikan yang dapat bertahan dan hidup. Penduduk setempat menyebutnya Ikan "Hiuka". Lansekap Danau Hiuka menawarkan perpaduan kompleks antara perbukitan karst, savana, dan danau. Rasanya, keterpaduan ketiga hal ini cukup untuk menyebut lansekap ini sebagai surga akan keindahan alamnya.

Berpetualang ke Danau Hiuka..

Perjalanan saya ke Danau Hiuka berkat implementasi kerjasama antara Universitas Halu Oleo dan Naturevolution. Dimulai di Kendari, perjalanan ditempuh selama 12 jam jalan darat sampai di Desa Walandawe, Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe. Desa ini merupakan desa terakhir sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Matarombeo untuk mencapai lokasi Danau Hiuka. Lokasi Danau Hiuka memang sangat terisolir. Waktu tempuh yang digunakan untuk mencapai Danau Hiuka dari Desa Walandawe yaitu 8 - 12 jam. Waktu tempuh tersebut sangat bergantung dari kondisi jalan menuju Danau Hiuka. Medan yang ditempuh tidak jauh berbeda dengan medan-medan rute offroad. Terdapat satu sisi melintasi pinggiran perbukitan terjal, pada sisi lainnya melintasi sungai, bahkan terjerembab melewati padang savana. 

 

Perjalanan Melintasi Hutan Matarombeo (Sumber: Naturevolution)

Perjalanan Melintasi Hutan Matarombeo (Sumber: Naturevolution

Setelah melalui perjalanan darat roda empat sampai di pinggiran kawasan Danau Hiuka. Eksplorasi dilanjutkan dengan berjalan kaki mengelilingi kawasan Danau Hiuka. Selain medan savana dan perairan danau yang dilewati, salah satu medan paling berat dan berbahaya yaitu melintasi perbukitan karst. Tajamnya bebatuan karst dilengkapi dengan rimbunnya belantara membuat kita harus ekstra waspada dalam mengeksplorasi. Namun, selamat 8 hari eksplorasi yang dilakukan ditemukan banyak flora, fauna, dan singkapan gua karst yang sangat menarik. Beberapa flora endemik masih dapat ditemukan di kawasan ini, termasuk juga anoa, rusa, dan tentunya ikan hiuka. Bagi masyarakat setempat, mempercayai bahwa ikan hiuka tidak ditemukan di tempat lainnya dan hanya hidup serta menyesuaikan diri dengan kondisi perairan di Danau Hiuka. Sedangkan, beberapa gua ditemukan dengan lorong-lorong yang fantastis dilengkapi dengan ornamen gua yang menakjubkan. 

Ekplorasi Melintasi Hutan Karst Danau Hiuka (Sumber: Naturevolution)

Sisa-sisa anoa yang ditemukan (Sumber: Naturevolution)

Ikan Hiuka dari Danau Hiuka (Sumber: Naturevolution)

Gua dan Ornamennya di Kawasan Danau Hiuka (Sumber: Naturevolution)