Malam ini aku menegak segelas kopi dan sepotong puisi.
Ah, aku juga hidangkan untukmu, puan.
Aku tahu kamu di seberang sana, sendirian.
Maka, mari kita saling menikmati malam dengan angin-angin yang menyanyikan melodi kerinduan, syair-syair kasmaran, dan juga dinginnya sepi.
Setidaknya kopi hangat kita, serta puisi yang kita cerna, memberikan sedikit kekuatan.
Esok hari tak ada yang tahu, mungkin rindu kita akan saling bertemu.
Kita bercengkrama, walau sekedar bicara basa-basi, kata-kata yang malu-malu untuk diutarakan, serta hati yang saling berontak ingin muntah dari dada.
Esok hari tak ada yang tahu puan, kalau mata kita akan benar-benar berbagi ruang yang sama. Sama-sama memandang objek yang sama, kita.
Aku memandangmu dan kamu memandangku.