Dalam hitungan jam, tak lama lagi tahun 2023 akan segera meninggalkan kita semua. Selama-lamanya.
Bagi saya pribadi, sulit untuk menggambarkan kata-kata dan kalimat yang tepat untuk diucapkan dalam mengiringi kepulangan tahun yang penuh cerita ini.
Terlalu banyak bayangan yang berseliweran ketika saya harus menuliskan hikmah tahun 2023 di rumah tercinta, Kompasiana. Apalagi, agak aneh membuat tulisan semacam diary yang akan dibaca banyak orang seperti ini.
Namun, sebagai rasa syukur saya yang mendapat kesempatan menjadi bagian dari keluarga besar Kompasiana, di tahun ini juga, saya tidak ragu untuk meninggalkan sebanyak mungkin jejak positif yang mungkin suatu hari nanti dapat dikenang.
Baiklah, begini kisahnya.
Terasing, jika saja satu kata tersebut saya anggap cukup mewakili apa yang menjadi inti tulisan ini. Satu tahun penuh, menjadi yang pertama kali dalam kehidupan saya terasing dari dunia luar, bahkan terasing dari diri sendiri. Ini belum mencakup 6 bulan di tahun 2022 sebelumnya. Jadi, saya mendekam di dalam rumah selama satu setengah tahun!
Sejujurnya, saya tidak sedang melebih-lebihkan tulisan ini. Dalam makna yang sesungguhnya, saya betul-betul terasing dari segalanya. Penyebabnya? Satu keadaan.
Semuanya berjalan dengan begitu cepat tanpa pernah saya antisipasi. Segala fasilitas hidup yang sebelumnya nyaris tanpa perlu bersusah payah untuk saya dapatkan tiba-tiba hilang tak berbekas. Motor rusak, handphone rusak.
Pun dari keadaan mapan secara finansial lalu saya jatuh hingga ke kedalaman yang tidak pernah saya ketahui di mana dasarnya. Semua itu membawa diri saya pada episode kehidupan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Jangankan hidup bermewah-mewah, sekadar memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari pun saya terseok-seok dalam setiap upaya mencarinya. Solusinya?  cashbon di warung.