Mohon tunggu...
Sandi Novan Wijaya
Sandi Novan Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Calon Diplomat

Sampaikanlah walau satu ayat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rencana Allah di Balik Ujian Hidup Manusia

6 Desember 2023   09:56 Diperbarui: 7 Desember 2023   04:48 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Allah selalu mempersiapkan kebahagiaan hidup bagi orang-orang beriman. Sumber gambar: https://www.pexels.com/id-id/foto/boneka-badut-sedih-di-keranjan

Oleh Ustadz Hanan Attaki, Lc*

Di antara begitu banyaknya nikmat yang sering manusia tidak sadari adalah nikmat Allah yang telah menyelamatkan mereka dari banyak kerugian.

Jelas sekali, karena kalau keuntungan kita bisa mengetahuinya dengan merasakannya (berwujud). Berbeda dengan kerugian, seringnya kita tidak bisa mengetahuinya lantaran tidak berwujud.

Contoh sederhananya, kita hindarkan dari jatuh, yang mana berarti tidak ada bekas jatuhnya (lecet), karena kalau lecet berarti jatuh, sedangkan kalau tidak lecet berarti tidak jadi terjatuh alias tidak berwujud.

Karena tidak berwujud, kita kerap luput menyadari bahwa itu merupakan nikmat dari Allah. Maka, kita harus belajar yakin bahwa dalam peristiwa sehari-hari, Allah sering sering menyelamatkan hidup kita, baik itu lecet atau luka fisik maupun 'lecet hati.' Pasalnya, bila ada sesuatu yang terasa menyakiti hati, itu berarti ada masalah dengan diri kita.

Meski begitu, terkadang Allah menyelamatkan kita dari kekecewaan, marah, dan sakit hati, yang kesemuanya itu tidak ada wujudnya. Namun, kita meyakini bahwa sesungguhnya itu adalah nikmat dari Allah.

Begitu luasnya kasih sayang Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya sehingga kita tidak bisa menghitung nikmat Allah, karena memang tidak mungkin mampu menghitungnya.

Bayangkan, bagaimana cara menghitung jumlah tetes air hujan dari langit. Dalam waktu setengah jam, sanggupkah kita menghitung jumlah tetes tersebut? Perihal hujan saja kita tidak sanggup, apalagi nikmat-nikmat yang jauh lebih besar.

Jadi, meski kita tidak menyadari apa nikmat Allah yang datang kepada kita, tetapi kita tidak semata-mata menggunakan logika. Layaknya orang yang dengan logikanya sering menyatakan, "Hidup saya sepertinya begini-begini saja."

Akan tetapi, jika kita orang yang beriman, seharusnya hidup (nasib) kita bahkan lebih parah dari ini. Hidup kita seharusnya banyak diimpit masalah, tetapi atas kehendak-Nya, Allah selamatkan kita dari masalah-masalah itu. Kita diberikan sebagian kecil saja dari banyaknya masalah sebagai pengingat untuk diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun