Malah kini kusaksikan kau jatuh dan terperangah.
Wahai cinta, malang nian nasibmu.
Mengais lelah meneguk peluh.
Hanya untuk memeluk fatamorgana.
Kau biarkan kesucianmu terlunta-lunta.
Bila takdir tak mau bicara.
Maka diamlah, cinta.
Jangan engkau usik lembah-lembah itu
yang tebingnya rapuh dapat celakakanmu.
Kemarin engkau pergi dengan segala elokmu.
Kini engkau compang-camping tak menentu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!