Semisal merpati yang hanya hidup untuk satu cinta;
Semisal cinta Ibu pada anak-anaknya yang tak lekang digerus masa.
Adalah hatimu;
Tempat yang ingin selalu kujaga.
Menua hingga pada akhirnya hanya namaku yang benar-benar tercatat paling akhir di sana.
Kamu jangan marah, ketika aku bercerita perihal dara lain kepadamu. Kita tahu bagaimana beratnya bersabar. Kita tahu bahwa tabah didapatkan ketika hati kita benar-benar diuji kesempitan.
Kamu jangan marah, bila aku bercerita tentang dara lain kepadamu. Kamu tahu bahwa dirimu itu tiada tara. Permaisuri di kerajaan hatiku.
Tempatmu adalah ketenangan, senyawa iman manusia yang meyakini bahwa matahari akan terbit setiap pagi, dari timur.
Maka tidaklah layak bagimu untuk jatuh dan bergumul pada kubangan prasangka dan ragu-ragu. Kamu akan menjadi orang yang murtad jika demikian, menuduhkan sesuatu kepada hati yang tak ada padanya perkara yang kamu tuduhkan.
Tempatmu adalah singgasana, jadi tenanglah.
Mari kita berdamai, saling pulang dengan hati yang lega. Marilah percaya degup satu sama lain. Jika esok aku berpaling darimu, aku sudah siapkan belati di sakuku. Silakan bunuh aku, tak'kan ada perlawanan untukmu.