Mohon tunggu...
Sandi Nurdiansyah
Sandi Nurdiansyah Mohon Tunggu... Model - pelajar

apapun yang terjadi,tetaplah bernafas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Curang

29 September 2022   09:00 Diperbarui: 29 September 2022   09:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari yang indah di Jum'at sore, awal masa libur sekolah ku. Saat itu aku tidak berfikir untuk melakukan sesuatu. Tapi tiba tiba Alex, sahabat dekat ku datang. Dia mengajakku untuk bermain sepak bola. Karena aku sedang santai aku terima ajakannya.

      "Kita main dimana, Lex?", tanyaku.
      " Biasa aja di lapang alun alun.", jawab Alex.

      Setelah aku menerima ajakan Alex untuk bermain sepak bola, aku pun langsung menyiapkan peralatan yang diperlukan. Setelah semuanya siap, aku dan Alex langsung bergegas pergi ke lapangan.
      Tiba di lapangan, aku dan Alex bertemu teman satu tim kami.
      "Hai bro!", sapa ku dan Alex.
      "Hai juga bro!", balas teman teman ku.
      "Karena sudah ada kumpul semua, ayo kita pemanasan dulu.", ucap Diego, kapten kami.
      Setelah selesai melakukan pemanasan, pertandingan pun dimulai. Awalnya pertandingan berjalan seperti biasanya. Tetapi lama kelamaan kami merasa ada yang janggal.
      "Kalian ngerasa ga sih ada yang aneh?", kata ku.
      "Iya nih, wasitnya sedikit aneh.", Alex membalas.
      "Kita lihat saja dulu, baru putuskan wasit adil atau tidaknya.", ucap Diego menenangkan.
      Seiring berjalannya waktu, kami mulai yakin kalau wasit tidak adil dan curang. Kami curiga tim lawan menyuap wasit agar tidak adil dan memihak tim lawan saat pertandingan.
      "Wahhh aku yakin sekali ada kecurangan di pertandingan ini", ucap Alex.

      Dan tiba pada suatu momen ketika kapten tim kami, Diego di jegal oleh pemain lawan dengan sangat kerasnya. Diego meringis kesakitan karena kakinya cedera cukup parah. Kami pun marah dan protes atas ketidakadilan tersebut. Perselisihan pun terjadi antara tim kami dan wasit.
      "WOYYY SITTT!! GIMANA INI?! KAPTEN KAMI JELAS JELAS DILANGGAR DAN ANDA TIDAK MENGANGGAP ITU!!", protes ku.
      Tim lawan pun ikut berselisih karena menganggap wasit sudah adil dalam mengambil keputusan.
      "Tenang dong! Keputusan wasit udah bener kok. Lagian jegalan nya tidak seberapa.", ucap tim lawan.
      Kami tidak terima karena kami sangat yakin kami dicurangi. Terjadilah adu argumen antara tim kami, lawan dan wasit. Situasi sangat kacau dan ricuh sampai terjadi adu fisik. Karena kondisi sudah sangat tidak kondusif, Diego berkata,
      "Sudah, Kita akhiri saja pertandingan nya! Tidak Sudi aku bermain dengan lawan yang curang seperti ini." Pertandingan pun diakhiri.

      Setelah pertandingan itu selesai, tim kami melaporkan wasit dan tim lawan pada lembaga persepakbolaan yang ada di kampung kami. Pada akhirnya tim lawan dan wasit pun terbukti bersalah dan diberikan sangsi oleh lembaga tersebut.
      Oleh karena itu wasit dan tim lawan meminta maaf pada kami, dan akhirnya kami pun memaafkan wasit dan tim lawan, dengan syarat tidak mengulangi kejadian seperti itu lagi. Wasit dan tim lawan pun setuju dengan syarat ini.
      "Baik kami minta maaf, kami janji tidak akan mengulanginya lagi.", ucap wasit dan tim lawan.
      Akhirnya kami semua pun berdamai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun