"Nak, Kamu memang beda, Kamu tak seperti anak pada umumnya, tapi Kamu spesial, Kamu boleh memiliki fisik yang tak sempurna, kamu boleh memiliki omongan yang membuat orang lain tertawa saat mendengarnya. Namun Kamu tak boleh minder, jangan patah semangat apalagi sampai berhenti sekolah karena ada orang yang menertawakanmu, justru jadikan itu semua sebagai cambuk semangatmu, buktikan pada mereka kalau Kamu tak pantas ditertawakan, kamu juga berhak di hormati dan dihargai seperti orang lainnya."
"Nak. Syukurilah apa yang diberikan Tuhan padamu, karena semua yang diberikan oleh Tuhan kepada umatnya adalah hal yang terbaik. Kesempurnaan manusia bukan hanya soal fisik yang indah, suara yang merdu atau intelektual yang Ia miliki, tapi manusia yang terbaik di hadapan Tuhan adalah mereka yang bertaqwa pada-Nya. Maka bertaqwalah dan bersyukurlah." Ujar Rupiah menasehati putranya.
Setelah mendengar nasehat dari Ibunya nampak Amran sadar kalau keinginannya untuk berhenti sekolah bukanlah sebuah solusi, justru akan menjadi masalah baru dikemudian hari, Ia akan semakin dicibir tetangga dan teman-temannya, karena Ia tak menjadi apa-apa.
"Nak sekolahlah, kejar cita-citamu, jangan hiraukan mereka yang menertawakanmu,buktikan pada mereka kalau Kamu akan menjadi lebih sukses daripada mereka, jangan berkecil hati," pungkas sang Ibu.
Â