Mohon tunggu...
sandy Miftah
sandy Miftah Mohon Tunggu... Petani - Outdoor enthusiast

Menikmati ragam perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Terjerat Manisnya Jabatan

21 Januari 2020   15:43 Diperbarui: 23 Januari 2020   20:55 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak duduk di bangku kuliah, sebagian atau sepersekian dari kita kadang sudah menggembor-gemborkan tujuan dan harapan yang akan dijalani setelah masa perkuliahan. Beberapa begitu yakin dengan ambisinya untuk menjadi seorang entrepreneur, sebagian seolah bisa mengurutkan jenjang karir yang akan ditempuh, selebihnya mungkin masih dilema di persimpangan jalan.

Sedikit mengulas tentang keyakinan kita atau rekan-rekan kita, yang begitu yakin dan mampu memprediksi tentang karir yang akan ditempuh. Tentang besarnya nama sebuah perusahaan, atau jaminan atas sebuah kesejahteraan. Hal itu di masa perkuliahan saya seolah menjadi bumbu dalam angan dan impian rekan-rekan. Bekerja dengan jenjang karir yang mengerucut ke atas, jabatan dan posisi yang strategis, seolah menjadi sebuah parameter makna sejahtera.

Tak ada yang salah dengan berangan, tapi akan lebih indah ketika angan yang dibangun lebih fair. Tak sekedar tentang manisnya, tapi sedikit saja luangkan waktu untuk berimajinasi tentang pahitnya. Bukan sekedar anak tangga yang seolah siap dan tertata menopang setiap langkah kita, bukan pula sekedar tentang pastinya dimana langkah kita esok lusa akan menepi.

Terkadang kita terlalu menikmati manisnya sebuah imajinasi, dan menolak untuk merangkai kemungkinan terburuk dari sebuah mimpi. Manis dan pahitnya imajinasi realitanya belum pasti, kenapa hanya manisnya yang seolah selalu siap untuk digemborkan?

Lebih dari itu ketika waktu membawa kita untuk lebih lekat dengan proses berkarir, dengan jabatan yang mungkin bisa dibilang biasa saja, seolah kita berharap atas jabatan idaman. Sebuah posisi yang kita rasa membanggakan, titik dimana karir kita seolah lebih tercerahkan.

Kita mungkin akan berjuang untuk tiba pada jabatan idaman, beberapa orang bahkan rela berkorban untuk segera tiba pada kesempatan tersebut. Jabatan yang kita idamkan mungkin hanya muncul dalam tampilan luarnya saja, dan itu mungkin yang membekas di benak kita. Seolah tak sempat untuk  lebih mengenal di belakang layarnya, terutama untuk bagian yang tidak meyenangkan.

Sampai akhirnya mungkin kita tiba pada jabatan idaman, jabatan yang bagi kita dan mereka seolah pertaruhan. Bahwa itu adalah hal yang layak diperjuangkan, sebagian orang harga diri pun akan dilibatkan. Tapi lambat laun mungkin baru kita sadari, bahwa dibelakang layar jabatan idaman mungkin bukan hal yang sesungguhnya kita idamkan. Tentang hal yang luput untuk kita imajinasikan, tentang asingnya suasana diri dengan latar sebuah jabatan.

Beberapa orang cukup mampu bertahan di posisi itu, sebagiannya lagi mungkin putuskan untuk putar haluan. Tak ada yang salah dengan pilihan mengejar jabatan idaman, tapi pastikan kita siap untuk ragam kemungkinan. Dan jabatan idaman tak selalu tentang karir selayaknya anak tangga yang mengerucut ke atas, karena ada beberapa orang yang memilih berkarir ke arah samping, dan keduanya itu bukanlah sebuah masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun